Komisi Pemilihan Umum (KPU), sudah menentukan jadwal kampanye nasional pasangan calon presiden untuk Pilpres 2019, yang dimulai hari Minggu (23/9/2018) sampai 13 April 2019.
Selama masa kampanye itu, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) mengimbau masyarakat untuk bijak dan cermat mengonsumsi berita khususnya yang beredar di dunia maya.
Erik Somba Ketua AMSI Jakarta mengatakan, maraknya peredaran berita palsu yang tidak sesuai fakta, karena ada pihak tertentu yang membutuhkan demi keuntungan.
“Hukum ekonomi berlaku di media massa mana pun, ada supply and demand. Kenapa ada portal berita yang isinya fake news? Karena ada pihak yang mengambil untung dari situ,” ujarnya dalam diskusi publik di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9/2018).
Salah satu upaya untuk mereduksi berita-berita hoax, lanjut Erik, AMSI bekerja sama dengan Google membuat situs bernama Cek Fakta.
Di situs itu, masyarakat bisa melaporkan berbagai informasi, yang nantinya diklarifikasi oleh pihak bersangkutan.
Sementara itu, Pratama Pershada pengamat keamanan siber mengungkapkan, sekarang iklan di internet bukan cuma barang dan jasa, tapi juga marak iklan politik.
Menurut pendiri Communication and Information System Security Research Center (CISSReC), hal itu karena tren pemilih kalangan milenial semakin tinggi, dan lebih banyak mendapat informasi dari internet.
“Berdasarkan data riset kami per Januari 2018, sebanyak 145 juta atau sekitar 55 persen dari 265 juta masyarakat Indonesia adalah pengguna internet,” paparnya
Dia juga minta masyarakat mewaspadai berita hoax. Selain itu, mantan ketua Tim Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) Pengamanan IT Presiden mengingatkan KPU Bawaslu dan institusi terkait Pemilu, akan potensi peretasan situs. (rid/ipg)