Lebih dari 700 wisatawan asal China meninggal dunia saat berlibur di luar negeri sepanjang tahun 2017, sepertiga dari mereka kehilangan nyawa di objek wisata air.
Dengan banyaknya wisatawan China yang mengisi liburan Hari Raya Imlek di berbagai negara, Kementerian Luar Negeri setempat mengingatkan pentingnya keselamatan jiwa mereka, terutama mereka yang hendak berenang dan snorkeling di objek wisata perairan.
Seorang pejabat senior Kemlu sebagaimana dikutip South China Morning Post, Selasa (13/2/2018), menyebutkan dari 700 warganya yang tewas saat berwisata di luar negeri, sepertiganya kehilangan nyawa saat berenang dan snorkeling.
“Masyarakat kami yang hendak liburan ke luar negeri, terutama ke negara-negara di Asia Tenggara, mohon lebih memperhatikan keselamatan jiwa jika berada di perairan,” kata Yang Shu Deputi Direktur Pusat Kegawatdaruratan, Konsuler Pelayanan dan Perlindungan Masyarakat, Kemlu, dilansir Antara.
Yang menyampaikan pernyataan di CCTV, stasiun televisi resmi China, itu sebagai tindak lanjut dari kasus tenggelamnya tujuh wisatawan China di perairan Thailand pada bulan Januari lalu.
“Wisawatan harus yakin atas kemampuan mereka pada olahraga air seperti snorkeling dan butuh peralatan yang memadai untuk menghindari kecelakaan,” ujarnya mengingatkan.
Kecelakaan lalu lintas menduduki peringkat ketiga kasus tewasnya wisatawan China di luar negeri sehingga dia mengingatkan para wisatawan China untuk memperhatikan keselamatan jika menyewa mobil untuk dikemudikan di jalan yang medan dan aturan berlalu lintasnya berbeda dengan di negaranya.
Sekitar 6,5 juta warga China akan mengisi liburan Imlek selama sepekan mulai Kamis (15/2) ke luar negeri, demikian perkiraan Ctrip, biro perjalanan wisata berbasis daring terbesar di negara itu.
Angka tersebut naik enam persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Thailand, Jepang, dan Singapura menduduki peringkat tiga besar negara tujuan wisatawan China selama musim liburan Imlek, diikuti Vietnam, Indonesia, Amerika Serikat, Malaysia, Filipina, Australia, dan Kamboja, demikian Ctrip.
Kemlu China mengingatkan warganya agar tidak berkunjung ke Maladewa dan Zambia, demikian juga beberapa kawasan di Pakistan, Afghanistan, dan Turki atas alasan keamanan.
Pada tahun lalu, jumlah wisatawan China yang berlibur di berbagai negara mencapai angka 131 juta orang atau naik tujuh persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Indonesia kebagian sekitar dua juta wisatawan China pada tahun lalu atau meleset dari target yang ditetapkan sebanyak 2,5 juta akibat penutupan sementara Bandar Udara Internasional Ngurah Rai di Kabupaten Badung, Bali, sebagai dampak dari letusan Gunung Agung di Kabupaten Karangasem.
Penutupan itu menyebabkan ribuan turis China panik dan telantar di Bandara Ngurah Rai pada akhir November 2017.
Wisatawan China sangat menggemari objek wisata air, termasuk pantai dan pemandangan bawah laut. Pada tahun ini pemerintah Indonesia menargetkan tiga juta kunjungan wisatawan China. (ant/ang)