Senin, 25 November 2024

11 Bupati di Jatim Tandatangani Komitmen Turunkan Kasus Stunting

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Penandatanganan Komitmen Bersama 11 Bupati dengan Gubernur Jatim untuk menurunkan kasus stunting di Jawa Timur, di Halaman Kantor Gubernur, Jumat (14/12/2018). Foto: Humas Pemprov Jatim

Stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi tidak hanya dialami keluarga kurang mampu. Stunting juga bisa dialami oleh anak-anak dari keluarga mampu.

Sebagaimana data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2013 silam, sekitar 29 persen anak dari keluarga mampu dinyatakan mengalami stunting. Penyebabnya adalah pola gizi yang tidak sesuai.

Soekarwo Gubernur Jawa Timur mengatakan, kondisi demikian juga terjadi di Jawa Timur. Sebab itulah pencegahan stunting menjadi sangat penting untuk dilakukan.

Ada 11 kabupaten di Jatim dengan jumlah kasus stunting tertinggi. Beberapa di antaranya Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Bondowoso.

Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo pun melakukan Komitmen Bersama dengan 11 Bupati untuk menurunkan kasus stunting di Jawa Timur.

Penandatanganan komitmen ini dilakukan dalam kegiatan Kampanye Gerakan Nasional Pencegahan Stunting di Kantor Gubernur Jatim, Jumat (14/12/2018).

Melalui komitmen itu, Pemprov Jatim akan melakukan monitoring terhadap 11 kabupaten dengan jumlah stunting tertinggi untuk mengukur keberhasilan program penanganan stunting.

“Akan kami pantau secara terus menerus, sehingga jumlah penambahan anak stunting di Jatim tidak bertambah,” ujar Pakde Karwo saat membuka acara itu.

Beberapa pejabat yang menghadiri acara itu di antaranya Bupati Lamongan, Bupati Bangkalan, Pj Bupati Sampang, dan Wakil Bupati Jember.

Selain pejabat, ada sejumlah kader Tim Penggerak PKK Jawa Timur dan Kota Surabaya, serta para pejabat OPD di lingkup Pemprov Jatim yang turut menghadiri kampanye itu.

Sebagai salah satu solusi, Pakde Karwo mengatakan, kualitas Taman Posyandu yang diprakarsai Tim Penggerak PKK Jawa Timur harus dioptimalkan.

Dia mengatakan, Model Taman Posyandu di Jatim telah mendapat penghargaan dari Unicef. Menurutnya, program ini harus dikembangkan secara nasional sebagai solusi stunting.

“Taman Posyandu solusi yang tepat untuk mencegah stunting, karena tugasnya mengurusi 1.000 hari pertama kehidupan sejak anak dalam kandungan,” katanya.

Keberadaan Taman Posyandu sangat penting untuk mendampingi para ibu hamil mulai dari tahap kehamilan hingga pencataan kesehatan anak sampai pendidikan bagi balita di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Di Taman Posyandu juga diberikan ketrampilan dalam mendidik anak (parenting skill) bagi para ibu-ibu, baik dalam hal pemenuhan gizi maupun pola asuh bagi anak-anak mereka.

PKK sebagai organisasi yang keberadaannya sampai di dasa wisma berperan penting dalam terselenggaranya Taman Posyandu secara optimal.

Pakde Karwo berharap PKK dapat bergerak dan berperan aktif dalam menggalakkan program Taman Posyandu sebagai bagian penguatan infrastruktur pembentuk sumber daya manusia (SDM) berkualitas di Jatim.

“Struktur yang paling kecil adalah dasa wisma-nya PKK, maka semua anggota harus aktif. Saya ucapkan terima kasih pada PKK dan relawan pencegahan stunting atas kinerjanya selama ini,” ujarnya.

Nina Soekarwo Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jatim mengatakan, anggota PKK akan turun aktif ke dasa wisma untuk mensosialisasikan pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan.

Sosialisasi ini mencakup pendampingan ibu hamil, pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif pada anak hingga 2 tahun atau maksimal 3 tahun, serta pendampingan pola asuh anak.

Dia mengklaim, Taman Posyandu sudah menerapkan pola holistik integralistik, yang walaupun tidak secara spesifik menyebut stunting tapi programnya mengurusi tumbuh kembang anak 5 tahun pertama.

Karena itulah, Tim Penggerak PKK melalui Taman Posyandu PKK Provinsi Jatim akan aktif mengkampanyekan pencegahan stunting.

“Kami akan turun ke lapangan sehingga gerakan cegah stunting ini akan jadi tujuan bersama. Karena dalam mencegah stunting harus kita urus mulai isi piring serta pentingnya ASI eksklusif dan tidak cacingan,” jelasnya.

Bude Karwo berharap, Ibu-ibu Bupati/Walikota yang juga selaku Ketua TPP PKK di daerah juga ikut aktif mensosialisasikan pencegahan stunting.(den/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
29o
Kurs