Sedikitnya 105 orang tewas termasuk seorang pemimpin politik dan lebih dari 150 orang lainnya cedera ketika pelaku meledakkan diri di sebuah pertemuan politik di Distrik Mastung, Pakistan, Jumat (13/7/2018).
Saat mengonfirmasi jumlah korban jiwa, Agha Umar Penjabat Menteri Dalam Negeri Provinsi Balochistan di bagian barat-daya Pakistan mengatakan, korban yang cedera kini dirawat di berbagai rumah sakit.
Kelompok ISIS mengklaim bertanggung-jawab atas serangan itu.
Qaim Lashari Wakil Komisaris Mastung mengatakan, sasaran ledakan itu adalah Siraj Raisani pemimpin politik Nawabzada yang sedang menghadiri pertemuan Mastung konstituennya di pemilihan umum.
Siraj, Pemimpin yang kehilangan anak remajanya dalam serangan teror 2011 itu dibawa ke rumah sakit terdekat di Provinsi Quneitra tempat dia menyerah pada luka-lukanya.
Raisani, calon dari Partai Awami Balochistan bersaing untuk memperoleh kursi di majelis provinsi. Tim penjinak bom mengatakan sebanyak 18 sampai 20 kilogram bahan peledak digunakan dalam ledakan tersebut.
Lashari mengatakan jumlah korban jiwa dikhawatirkan bertambah sebab 22 di antara orang yang cedera berada dalam kondisi kritis.
Banyak pihak mengutuk serangan ini. Baik Mamnoon Hussain Presiden, Nasir-ul-Mulk Perdana Menteri sementara, serta Qamar Javed Bajwa Kepala Staf Angkatan Darat.
Serangan Jumat adalah serangan ketiga yang paling mematikan selama rangkaian serangan yang ditujukan kepada pemimpin politik yang sibuk mengadakan pertemuan dan menghadiri pertemuan terbuka sebelum pemilihan umum yang dijadwalkan diselenggarakan pada 25 Juli.
Pada Jumat sore, empat orang tewas dan 40 orang lagi cedera, ketika satu ledakan yang dikendalikan dari jauh menghantam rombongan seorang mantan kepala menteri dan calon dalam pemilihan umum di konstituantenya di Provinsi Khyber Pakhtuhkhwa.
Pada Selasa malam, satu ledakan bunuh diri melanda rombongan seorang pemimpin politik di Provinsi Pakhtunkhwa. Senat negeri tersebut pada Jumat diberitahu ledakan itu menewaskan 22 orang termasuk pemimpin politik tersebut dan melukai 75 orang lagi.
Setelah ledakan Jumat, Komisi Pemilihan Umum negeri itu membatalkan pemungutan suara di Mastung. Menurut Undang-Undang Dasar Pakistan, jika calon dari suatu daerah pemilihan meninggal dunia, pemungutan suara di daerah khusus tersebut dihentikan, demikian Antara melansir dari Xinhua.(bas/den)