Kamis, 13 Februari 2025

Wisata Dingin Hakuba di Nagano Jepang

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Ilustrasi

Butiran bubuk salju di dedaunan cemara memantulkan sinar matahari musim dingin Hakuba, prefektur Nagano, Jepang, pada akhir Januari 2017.

Langit pagi itu cerah saat kereta gantung mulai mengantarkan satu-per satu pemain ski ke puncak pegunungan Alpen Jepang. Jejak tapak sepatu bot dan papan ski terukir sepanjang lintasan permainan di Resor Ski Hakuba Goryu.

Sebagian pengunjung asyik saling bercengkerama di bangku kayu sembari menyeruput secangkir cokelat panas. Sebagian lain masih harus berdiri menahan embusan angin dingin demi mengantre tiket kereta gantung.

Resor Hakuba Goryu, sebagaimana empat resor lain di Hakuba, ramai akan wisatawan olahraga ski dan papan seluncur salju saat musim dingin. Tetapi, pariwisata musim dingin di kawasan pegunungan Alpen Jepang menghadapi tantangan serius yaitu pemanasan global.

Goryu Hideki Ito Direktur Utama Resor Ski Hakuba mengatakan pada musim dingin sebelumnya resornya mulai buka pada akhir November. Sedangkan pada musim dingin 2016, resornya dibuka mulai pertengahan Desember.

“Kami harus menambah mesin-mesin pembuat salju bubuk agar para pengunjung pemula tetap dapat menikmati ski di lereng-lereng gunung. Jumlah salju di lereng gunung seringkali menurun drastis,” ujarnya sembari menunjuk sebuah tiang biru besar bercorong di ujungnya seperti dilansir Antara.

Resor ski Hakuba Goryu juga menyediakan jasa penyewaan alat-alat ski, kereta gantung atau gondola, restoran, penjualan cinderamata, dan pelatihan bermain ski. Pendapatan utama resor-resor ski di Hakuba diperoleh dari jasa gondola yang mengantarkan para pemain ski dari lereng gunung ke puncak-puncak pegunungan Alpen Jepang.

Pendapatan kedua ditopang oleh restoran. Resor ski di Hakuba Goryu juga menyediakan sebuah restoran dan tempat peristirahatan yang berada di salah satu puncak pegunungan. Harga makanan di restoran puncak itu pun tidak berbeda dengan harga makanan di resor utama, bahkan di restoran lain di Hakuba.

Pelatihan bermain ski juga menyumbang porsi yang cukup besar bagi pendapatan Hakuba Goryu. Terdapat tiga loket antrian jika pengunjung ingin berlatih bermain ski. Tiga loket itu dipisah berdasarkan bahasa yang dikuasai pengunjung yaitu loket berbahasa Jepang, loket berbahasa Inggris, dan loket berbahasa Mandarin.

Selain itu, mayoritas resor-resor ski di Hakuba juga membuka area bermain ski pada malam hari mulai pukul 17.00 hingga 20.30 waktu setempat. Para pemain ski yang telah mahir mendominasi kunjungan ski malam di Hakuba. Bagi pengunjung yang tidak dapat bermain ski, resor-resor itu juga menawarkan permainan lain seperti olahraga sepeda salju, motor salju, perahu salju, hingga pendakian gunung salju.

“Para pengelola resor ski di sini masih saling bersaing untuk menarik para pengunjung, baik dari Jepang maupun wisatawan asing. Semestinya kami berkolaborasi untuk meningkatkan jumlah wisatawan ke Hakuba dibanding bersaing antara sesama resor,” ujar Ito.

Para pelaku industri pariwisata di Hakuba tidak sekedar memikat para wisatawan asing dengan kegiatan olahraga salju. Pemandian umum air panas atau onsen juga menjadi magnet bagi turis mancanegara.

Sebagian dari kami, peserta program JENESYS 2016, mencoba salah satu onsen di desa Hakuba, yaitu Kurashitanoyu. Layaknya sebuah pondok penginapan di Jepang, dinding bangunan onsen itu terbuat dari kayu.

Kurashitanoyu mulai menggali sumber mata air panas yang mengandung garam dan besi itu pada 1993. Kemudian pada 1994, pemandian air panas itu dibuka untuk umum. Waktu operasional pemandian umum itu tujuh hari penuh dalam sepekan mulai pukul 10.00 hingga 22.00 waktu setempat.

Mata air panas itu rata-rata bersuhu 48 derajat Celcius sehingga sangat sesuai untuk mengimbangi suhu musim dingin Hakuba yang berkisar antara -6 derajat Celcius hingga empat derajat Celcius.

Setiap pengunjung harus membayar tiket sebesar 600 yen jika ingin menikmati air panas yang dipercaya mampu meredakan stres dan menghilangkan pegal-pegal badan itu. Tetapi, Kurashitanoyu menetapkan harga tiket 300 yen bagi pengunjung anak-anak berusia tiga hingga 12 tahun. (ant/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Kamis, 13 Februari 2025
26o
Kurs