Turki menyatakan telah mencabut larangan bagi anggota perempuan angkatan bersenjata di negara sekuler itu utnuk mengenakan jilbab. Larangan ini termasuk larang bersejarah dan cukup kontroversial.
Militer adalah lembaga terakhir Turki tempat para perempuan dilarang mengenakan jilbab, setelah reformasi oleh pemerintah Islam di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan yang hanya mengizinkan jilbab dipakai di dalam dunia pendidikan, politik, dan kepolisian.
Langkah itu merupakan perintah kementerian pertahanan, yang berlaku bagi para petugas perempuan yang bekerja di staf umum dan markas komando serta cabang. Demikian menurut kantor berita negara Anadolu, dikutip Antara.
“Masalah untuk mencegah pemakaian jilbab sekarang sepenuhnya sudah dihapus di Turki,” kata Menteri Pertahanan Fikri Isik.
“Mereka yang ingin pakai jilbab, mereka dapat melaksanakan tugasnya sambil mengenakan jilbab. Gendarmerie dan kepolisian mencabut larangan ini dan sekarang militer juga,”
Menurut reformasi tersebut, perempuan dapat mengenakan jilbab di bawah topi atau baret mereka selama masih satu warna dengan seragam dan tidak menutupi wajah mereka.
Reformasi itu, diumumkan hanya di bawah dua bulan sebelum Turki menggelar pemungutan suara sebuah referendum penting untuk memperluas kewenangan Erdogan, akan mulai diberlakukan setelah dirilis dalam surat kabar resmi. (ant/nbl/den)