Jumlah angka kecelakaan di Jawa Timur tahun 2017 sekarang ini sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi operasi Ramadniya yang digelar Ditlantas Polda Jawa Timur bersama jajarannya ada 498 kejadian.
Akibat dari insiden kecelakaan tersebut, ada 87 orang meninggal menjadi korban jiwa, 52 mengalami luka berat, 726 luka ringan, dengan kerugian material Rp 607.600.000.
Kombes Pol Frans Barung Mangera Kabid Humas Polda Jawa Timur, tingginya angka di wilayah Jawa Timur mengatakan itu semua disebabkan karena human error. Karena itu terjadi pada orang itu sendiri saat mengendarai, baik itu motor maupun mobil.
Terutama mengenai tingkat kesadaran masyarakat tentang rambu lalu lintas. Seperti tidak mematuhi rambu lalu lintas, melaju kendaraan dengan kecepatan tinggi.
“Iya contohnya seperti kejadian kecelakaan lalu lintas di Probolinggo, yang menyebabkan enam orang meninggal dan satu masih dirawat di rumah sakit,” kata Kombes Pol Frans Barung Mangera, Rabu (28/6/2017).
Menurut dia, berdasarkan lokasi titik point kejadian kecelakaan. Bahwa kendaraan roda empat yang mengalami kecelaiaan itu memasuki area yang digunakan untuk melintas jalur bus.
Namun, roda empat tersebut memaksa untuk mendahului kendaraan lainnya dengan masuk di jalur bus. Sehingga menyebabkan terjadi kecelakaan dengan menabrak bus.
Dari situ, masih kata Barung, pengemudi itu mengendarai dengan kecepatan tinggi. “Faktor lainnya, karena kelelahan, tidak memikirkan kondisi kesehatannya sendiri, tidak mematuhi rambu lalu lintas, sehingga menyebabkan kecelakaan,” ujarnya.
Dari situ, polisi berharap kepada masyarakat, lebih barhati-hati dalam mengendarai. Mematuhi rambu lalu lintas, lihat pandangan di depan, kendalikan laju kecepatan saat mengendarai.
“Karena apa 95-98 persen terjadi kecelakaan disebabkan human error,” ucapnya. (bry/tok).