Tim tanggap darurat bencana longsor di Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, terus melakukan koordinasi. Pemetaan luasan lahan yang terdampak longsor sedang dilakukan untuk mempermudah evakuasi korban.
Letkol Sri Rusyono Komandan Kodim (Dandim) 0810 Nganjuk mengatakan, proses evakuasi korban masih pada tahap pemetaan lahan. Sebab, struktur tanah di lokasi longsor sangat labil.
Saat ini, tim tengah mencarikan jalan supaya alat berat bisa menjangkau lokasi. Jarak terdekat dari posko ke titik longsor sekitar 1,2 kilometer.
“Alat berat belum datang, kami masih koordinasi untuk pemetaan lahan,” katanya kepada Radio Suara Surabaya, Senin (10/4/2017).
Letkol Rusyono yang juga Komandan Tanggap Darurat Longor Nganjuk ini mengatakan, untuk sementara jumlah korban yang dilaporkan kemungkinan tertimbun ada 5 orang.
Sekadar diketahui, bencana tanah longsor di Dlopo, Kepel, Ngetos, Kabupaten Nganjuk terjadi pada Minggu (9/4/2017) siang. Material longsor menutupi sungai, dengan ketinggian 10 meter dan menjadi semacam bendungan.
Luasan longsoran diperkirakan sekitar 3 hektar dari total lahan tanaman cengkeh sekitar 7 hektar.
Saat ini lima orang yang dinyatakan hilang diduga tertimbun longsor adalah:
1. Kodri umur umur 15 tahun pelajar alamat Sumber Bendo Ggetos
2. Doni umur 23 tahun alamat Sumber Bendo.
3. Dwi umur 17 tahun, pelajar, alamat Sumber Bendo
4. Bayu umur 14 tahun, pelajar, alamat Sumber Bendo.
5. Paidi umur 55 tahun, swasta, alamat Dusun Njati Desa Blongko. (bid/rst)