Sri Musilowati Koordinator Tim Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) se-Surabaya mengaku beberapa kali mendapat penolakan dari dinas sosial di daerah asal eks penghuni Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih.
Penolakan dengan berbagai alasan ini seringkali harus dihadapi Tim TKSK saat hendak memulangkan eks penderita psikotik yang sudah menjalani perawatan di Liponsos Surabaya ke daerah asalnya.
Sebagian besar penolakan ini diterima Tim TKSK dari Dinsos Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Timur. Karena kebanyakan penghuni Liponsos Keputih dari berbagai daerah di Jatim.
“Saya tidak enak menyebutkan, daerah mana saja. Tapi di beberapa Kabupaten/Kota kami terkendala. Terutama saat memulangkan eks penderita psikotik,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Rabu (25/10/2017).
Sri menjelaskan, alasan yang seringkali diungkapkan oleh Dinsos setempat, belum tentu eks penderita psikotik itu berasal dari Kabupaten/Kota itu karena tidak adanya identitas atau dokumen kependudukan yang bisa membuktikan.
“Saya sempat bilang juga ke mereka, kalau dia punya identitas, dia bukan psikotik, lho. Kalau dia punya identitas, dia bukan PMKS (penyandang masalah kesejahteraan sosial). Tapi mereka (Dinsos) biasanya terus cari-cari alasan,” ujarnya.
Tim TKSK Surabaya yang sebenarnya hanya bertugas mendampingi PMKS eks penghuni Liponsos saat pemulangan pun hanya berpegang pada informasi dari “klien” mereka.
Tidak dia pungkiri, informasi dari para eks penderita psikotik kadang-kadang menyesatkan. Pernah suatu waktu, pagi dini hari pukul tiga Tim TKSK harus tersesat di hutan belantara.
“Kalau sudah seperti itu, mau tidak mau ya kita bawa kembali ke Surabaya sampai ada informasi yang pasti di mana sebenarnya tempat tinggal klien kami itu,” ujarnya.
Data Dinas Sosial Surabaya, Selama Januari hingga Oktober ini, sudah ada sebanyak 658 orang PMKS penghuni UPTD Liponsos Keputih yang dipulangkan ke berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Jawa Timur sampai ke Provinsi Bangka Belitung.
Sunarko Kepala Seksi Rehabilitasi Anak dan Tuna Sosial Dinas Sosial Kota Surabaya mengatakan, meski telah cukup banyak memulangkan penghuni Liponsos Keputih, tapi jumlahnya tetap fluktuatif.
Angka penghuni Liponsos Keputih, menurutnya bisa berubah setiap jam bergantung temuan petugas di lapangan, baik petugas Dinsos, relawan TKSK di 31 Kecamatan, dan Satpol-PP Surabaya.
“Saya bisa mengistilahkan, PMKS di Surabaya ini datang dan pergi. Sebagian sudah dipulangkan, datang lagi yang baru atau baru ditemukan,” katanya di Kantor Humas Pemkot Surabaya.
Dinsos Surabaya mencatat, hingga Senin (23/10/2017), penghuni UPTD Liponsos Keputih sebanyak 1.508 orang dengan berbagai jenis permasalahan. Baik penderita psikotik, anjal, warga yang terjaring yustisi, sampai warga telantar.(den/dwi)