
Angka kelahiran di Jawa Timur tiap tahun masih mencapai 580 ribu atau sekitar 2,9 juta anak per lima tahun. Meski cukup tinggi, namun jika dibandingkan jumlah penduduk yang mencapai 39 juta jiwa, angka ini masih cukup rendah dan bahkan sudah melebihi target yang dicanangkan pemerintah.
“Target nasional pertumbuhan penduduk maksimal 1 persen pertahun, Jatim sekarang ini pertumbuhan penduduknya 0,68 persen,” kata Saifullah Yusuf (Gus Ipul) Wakil Gubernur Jawa Timur usai penandatangan berita acara serah terima PKB/PLKB Provinsi Jawa Timur, Selasa (25/7/2017).
Saat ini pertumbuhan penduduk secara nasional masih mencapai 1,49 pertahun, sehingga Jawa Timur masih berada di bawah rata-rata pertumbuhan penduduk secara nasional.
Gus Ipul mengatakan, keberhasilan dalam menekan pertumbuhan penduduk tak lepas dari peran Penyuluh Keluarga Berencana dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PKB/PLKB).
Di Jawa Timur sendiri, jumlah PKB/PLKB ini baru mencapai 2.270 orang sehingga satu penyuluh harus mengcover empat desa. “Idealnya satu desa satu. Ini pekerjaan rumah kita dan saya berharap pemerintah daerah bisa memperbanyak relawan sehingga nanti tidak hanya satu desa satu, melainkan juga bisa sampai ke RW atau bahkan RT,” kata dia.
Sementara itu, Ambar Rahayu, Deputi Keluarga Sejahteran dan Pembangunan Keluarga mengatakan, dengan berlakunya undang-undang pemerintah daerah yang baru, maka peran PKB/PLKB kini dilimpahkan ke pusat.
“Mereka tetap bekerja di daerah namun gajinya akan dibayarkan pusat. Strutur organisanya juga dari pusat sehingga transfer pengetahuan ke mereka juga bisa lebih cepat,” kata Ambar.
Ambar mengakui, jumlah penyuluh PKB/PLKB masih kurang karena secara nasional saat ini baru sebanyak 15.700 orang dan belum bisa mengcover satu desa satu penyuluh. “Jadi meski mereka kini diambilalih pusat, namun bupati/walikota masih bisa merekrut relawan untuk diterjunkan ke masing-masing desa dalam menyukseskan program keluarga berencana,” ujarnya. (fik/rst)