Himbauan Kementrian Kesehatan agar masyarakat membatasi penggunaan terompet tiup pada malam tahun baru berdampak pada omset pedagang terompet.
Himbauan ini bertujuan untuk mencegah meluasnya penularan virus difteri, utamanya bagi yang belum melakukan imunisasi difteri baik orang dewasa maupun anak-anak.
Terompet dikhawatirkan menjadi media penularan virus difteri melalui ludah dan hembusan nafas yang disemprotkan melalui tiupan terompet.
Beberapa titik penjualan terompet di Jakarta tidak ditemukan pedagang terompet seperti tahun-tahun sebelumnya.
Pedagang terompet keliling yang biasanya ramai menjelang tahun baru,
juga sulit ditemui.
Suwarno agen terompet di Pasar Palmerah, Jakarta Barat terpaksa menghentikan jualan terompet karena takut dianggap penyebar penyakit.
Seperti diberitakan suarasurabaya.net sebelumnya, Kementrian Kesehatan mengingatkan kepada masyarakat agar sementara waktu membatasi diri meniup terompet menyambut tahun baru 2018.
Terompet tiup termasuk media yang cukup berpotensi dalan penularan penyakit difteri. Karena penyakit difteri dapat ditularkan melalui percikan ludah bahkan hembusan nafas.
Elizabeth Jane Sorpardi Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan, percikan ludah tersebut bisa keluar ketika seseorang meniupkan terompet. Dan orang tersebut pun, tidak bisa dipastikan bebas dari penyakit difteri.
Untuk itu, masyarakat diimbau lebih berhati-hati terhadap potensi penularan penyakit difteri tersebut.
Disinilah pentingnya imunisasi difteri itu. Virus difteri cukup rentan terhadap mereka yang belum melakukan imunisasi baik orang dewasa maupun anak-anak. (jos/dwi/rst)