Tahun 2017, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menargetkan, dan fokus pengerjaan proyek infrastruktur penunjang ekonomi seperti Frontage Road (FR) barat dan Middle East Ring Road (MERR II C) .
Selain itu, proyek jalan, pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) dan jalan Lingkar Luar Timur (JLLT) juga menjadi prioritas. Serta proyek box culvert yang saat ini sedang digenjot penyelesaian, yaitu box culvert Banyu Urip.
“Kenapa proyek-proyek itu jadi prioritas? Karena paling menunjang perekonomian di Surabaya. Kalau jalan semakin banyak, lalu lintas semakin lancar, dan ekonomi masyarakat makin meningkat,” kata Agus Imam Sonhaji Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Selasa (10/1/2017).
Menurut dia, dari total kekuatan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Surabaya 2017 sebesar Rp8,5 triliun, 11 persen diantaranya untuk infrastruktur, kemudian pembebasan persil serta penuntasan FR sisi barat, dan pembebasan persil MERR II C.
Dimana jalan MERR II C sepanjang 6,25 kilometer itu, 4,65 kilometer di antaranya sudah selesai. Sisanya, 1,6 kilometer, masih dalam proses pembebasan dan pengosongan lahan.
Untuk FR sisi barat, masih kata Agus, yang terhenti adalah di depan rumah sakit islam. Tapi, nantinya Pemkot akan melanjutkannya hingga sungai Kali Mas.
“FR akan dilanjutkan mentok sampai sungai lalu turun ke (Terminal) Joyoboyo. Ada persil masyarakat (di Pulo Wonokromo) yang akan kami tata. Terutama merelokasi warga yang menempati stand,” ujarnya.
Selain itu, kata Agus, Pemkot akan membangun jembatan di atas Kali Mas. Hanya saja, pembangunan ini baru akan dilakukan pada tahun 2018 mendatang.
Bappeko mengklaim, sejauh ini FR sisi barat sudah bermanfaat memecah kepadatan lalu lintas di Jalan Ahmad Yani. Walaupun, dia mengakui, masih ada bottle neck di bundaran Dolog juga di perlintasan kereta api sebelah utara Royal Plaza.
“Pemkot Surabaya di proyek itu hanya bertugas menyiapkan lahan, untuk pengerjaan fisik dilakukan pemerintah pusat. Dan, kalau FR ini sudah tuntas, akan bisa mengurai separuh kemacetan di kawasan itu,” kata Agus.
Sementara, proyek lainnya seperti renovasi kawasan Balai Pemuda, serta penambahan pintu air di Jembatan Petekan demi mengendalikan banjir, Agus yakin akan menyelesaikan dalam waktu dekat ini. Termasuk pembangunan jalan dan saluran air dan Pengerjaan Angkutan Massal Cepat (AMC) trem diharap-harapkan oleh Pemkot.
“Pak menteri (Menteri Perhubungan) punya komitmen untuk memulainya tahun ini. Kita berharap tidak ada situasi yang membuat itu tidak jadi. Kalau trem itu berjalan, kita bayangkan bisa menekan jumlah kendaraan dari arah Sidoarjo. Caranya, meningkatkan biaya pengendara mobil di Jalan Ahmad Yani melalui ERP (electronic road pricing/jalan berbayar elektronik),” kata Agus Iman Sonhaji.
Tidak hanya infrastruktur, tema pembangunan Surabaya pada 2017 adalah peningkatkan daya saing ekonomi lokal melalui percepatan pembangunan infrastruktur berwawasan lingkungan dan pengembangan kualitas SDM.
“Pengembangan SDM warga juga tetap diprioritaskan. Di beberapa SKPD ada pelatihan untuk meningkatkan kemampuan SDM warga,” kata Agus.(den/ bry/ipg)