Gempa bumi berkekuatan 6.4 Skala Richter (SR) yang terjadi di selatan Kota Denpasar, Bali, terjadi karena subduksi lempeng.
Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia dengan laju 70 mm/tahun, mengalami deformasi atau patahan batuan tepat di zona Benioff bawah lepas pantai selatan Pulau Bali.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi berkedalaman menengah ini dipicu penyesaran naik (thrust fault),” kata Moch. Riyadi Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG melalui pesan singkat ke suarasurabaya.net, Rabu pagi.
Guncangan yang cukup kuat dirasakan di Kota Denpasar, Kuta, Badung dan Gianyar. Sementara guncangan yang lebih lemah dirasakan di Negara, Singaraja, Klungkung, Karangaasem, Banyuwangi dan Mataram.
“Banyak warga di Denpasar, Nusa Dua, dan Kuta dilaporkan terkejut dan berhamburan keluar rumah akibat guncangan gempabumi ini, namun demikian hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempa bumi,” ujarnya.
Masyarakat pesisir pantai selatan Bali, Lombok, dan Jawa Timur diimbau agar tetap tenang, mengingat hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.(iss/ipg)