Sabtu, 23 November 2024

Suara Surabaya Terima Penghargaan Pelopor Jurnalisme Warga

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Errol Jonathans Direktur Utama SS Media menerima penghargaan dari Margiono Ketua Umum PWI di Istana Wakil Presiden dengan disaksikan oleh Jusuf Kalla Wakil Presiden dan Rudiantara Menkominfo, Jumat (28/4/2017). Foto: Faiz suarasurabaya.net

Radio Suara Surabaya mendapat penghargaan dengan kategori Pelopor Jurnalisme Warga dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dalam rangka Hari Pers Nasional tahun 2017.

Penghargaan diberikan oleh Margiono Ketua Umum PWI kepada Errol Jonathans Direktur Utama Suara Surabaya Media di Istana Wakil Presiden dengan disaksikan oleh Jusuf Kalla Wakil Presiden dan Rudiantara Menkominfo, Jumat (28/4/2017).

Errol Jonathans mengatakan, jurnalisme warga dimulai sejak era seluler tumbuh. Ketika jurnalisme warga berkembang, banyak info berkembang. Sehingga agenda setting di Suara Surabaya seringkali berasal dari kebutuhan warga.

Konteks jurnalisme warga adalah komunikasi dua arah. Masyarakat tidak lagi jadi konsumen yang pasif. Masyarakat sudah menjadi pelaku informasi. Masyarakat yang memberi info ke masyarakat.

Good news is good news. Kalau ada bad news, cari solusinya. Agar tidak berkembang bad news-nya, akan langsung dilakukan konfirmasi pada lembaga yang berkepentingan sehingga sumber-sumber yang kredibel muncul,” ujarnya melalui sambungan telepon dari Jakarta kepada Radio Suara Surabaya.

Errol menambahkan, Suara Surabaya ingin tahu kebutuhan masyarakat. Bukan cuma menginformasikan tapi juga mencari solusi dari masyarakat, pemerintah dan pihak lainnya. Itu yang membuat Suara Surabaya masih eksis sampai sekarang.

Menurutnya, perkembangan teknologi informasi harus dimanfaatkan dengan baik. Sumber daya manusia di Suara Surabaya harus mampu mengikuti perkembangan tersebut agar tidak ketinggalan.

“Saat ini Suara Surabaya berpikir konvergensi. Tidak hanya radio, ada video jurnalistik, ada video streaming. Dibanding mengembangkan media televisi, kami lebih memikirkan masa depan ke multimedia,” kata Errol.

Penghargaan selain diberikan kepada Radio Suara Surabaya sebagai Pelopor Jurnalisme Warga, juga diberikan kepada Harian Kompas untuk kategori Humanisme, dan Tempo untuk kategori Investigasi.(jos/iss/ipg)

Teks Foto:
1. Errol Jonathans Direktur Utama Suara Surabaya Media bersama Rudiantara Menkominfo di Istana Wakil Presiden.
2. Errol Jonathans Direktur Utama Suara Surabaya Media bersama dua reporter Suara Surabaya Media yaitu Jose Asmanu dan Faiz Fadjarudin.
Foto: Faiz suarasurabaya.net

Berita Terkait

Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke 32

Suara Surabaya Terima Penghargaan Pelopor Jurnalisme Warga

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Tim Suara Surabaya Media saat Visioning tahun 2016. Foto: Dok suarasurabaya.net

Suara Surabaya menerima penghargaan Jurnalistik Kepeloporan dalam Jurnalisme Warga dalam puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) ke-32.

Hari Pers Nasional ke 32 yang digelar di Lapangan Santuri Ambon, Maluku dihadiri langsung oleh Jokowi Presiden. Kali ini mengangkat tema besar “Pers dan Rakyat Maluku Bangkit Dari Laut”.

Marah Sakti Siregar Bidang Penghargaan Jurnalistik Kepeloporan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat mengatakan, hal yang mendasari Radio Suara Surabaya terpilih menerima penghargaan ini karena dinilai konsisten dengan jurnalisme warga.

“Menurut tim HPN dan PWI Pusat, Suara Surabaya dinilai dari perkembangannya yang bagus dan juga dilihat dari sejarahnya bahwa Radio Suara Surabaya unggul dimana-mana,” kata dia, Kamis (9/2/2017).

Selain itu, kata Marah Sakti Siregar, pengamatan citizen journalism di Indonesia sudah sangat positif. Seperti Radio Suara Surabaya, ketika ada berita kecelakaan maka dengan teliti memberikan identitas dan keterangan yang lengkap.

“Seperti yang dikatakan oleh Presiden Jokowi bahwa jangan sampai ada berita hoax. Kemudian juga sangat berhati-hati dalam menayangkan suara-suara warga,” ujarnya.

Sementara itu, dalam sambutannya Dewan Pers mengatakan, tugas utama pers adalah menyampaikan kebenaran. Oleh karena itu hoax merugikan hak publik atas berita-berita yang benar dan media-media diminta mengembalikan otoritas utama kebenaran informasi itu dengan membenarkan dan meluruskan informasi yang beredar di masyarakat.

Margiono Ketua PWI Pusat dalam laporannya juga menyatakan, bahwa kritik-kritik yang ditujukan pada media massa hari ini, mereka terlampau berorientasi pada kepentingan-kepentingan media dan independensi.

Sementara itu untuk mengatasi perkembangan hoax maka akan digagas akan ada Jaringan Wartawan Anti Hoax (JAWAH) kalau dalam bahasa Jawa artinya hujan. Menurut Margiono, hujan inilah yang nantinya akan melunturkan berita-berita hoax.

“Sebuah tantangan untuk memerangi berita hoax yaitu menghujani dengan berita anti hoax, dan ini menjadi visi dan misi Radio Suara Surabaya. Dengan penghargaan ini Radio Suara Surabaya harus tetap konsisten memberikan berita-berita kebenaran untuk masyarakat,” kata Margiono.

Harapan dari Margiono, semoga banyak media-media atau radio yang memanfaatkan citizen jurnalism untuk kepentingan publik.

Dalam puncak peringatan HPN ke 32, Jokowi Presiden mengatakan, pers itu penting untuk pembangunan bangsa. Tetapi saat ini media mainstream atau media arus utama sedang menghadapi media sosial terutama pertumbuhan hoax.

Jadi selama HPN ke 32 ini, mulai dari hari pertama sampai akhir konsisten membahas tentang hoax. Tetapi Presiden Jokowi percaya bahwa media mainstream atau arus utama dapat menghadapi atau meluruskan berita-berita yang tidak benar atau hoax. Namun syaratnya media mainstream ini harus bisa beradaptasi dengan situasi dan konteks masa kini, maka dia tidak akan gugur dalam menghadapi berita-berita hoax.

Menurut Presiden, berita hoax ini mengganggu akal sehat dan mengganggu bangsa. Tetapi ini adalah fenomena yang wajar karena terjadi di seluruh dunia. Presiden yakin bahwa proses pendewasaan akan terjadi pada masyarakat dan juga pers-pers dengan dukungan media mainstream. (ana/dwi/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs