Dua pelaku pencurian kendaraan bermotor (curanmor), yakni Saiful alias Gofer (23) dan Yeni Indah Sari (27) yang merupakan pasangan suami istri, mengaku membuat kunci T hasil modifikasi sendiri untuk dia gunakan saat beraksi mencuri sepeda motor.
Kunci T yang dia modifikasi sendiri itu, Gofer akui, agar lebih mudah menyembunyikannya di dalam sepatu bila ada razia petugas kepolisian di jalan raya.
”Saya membuat kunci itu sendiri, besi saya bengkokkan dan pucuknya saya gerinda. Saya sembunyikan di sepatu kalau ada operasi di jalan,” katanya saat rilis di Mapolrestabes Surabaya, Minggu (5/3/2017).
Selama 8 bulan terakhir, Gofer mengaku sudah lebih dari 30 kali melakukan pencurian motor bersama istrinya. Alasannya, terdesak ekonomi setelah anak pertamanya lahir.
Gofer awalnya bekerja menjadi tukang angkut sayur di pasar keputran. Setelah menikah, dia terpengaruh jaringan Hendra Budi Permana alias Bendot yang lebih dulu dilumpuhkan kedua kakinya oleh tim Anti Bandit Satreskrim Polrestabes Surabaya Kamis (2/3/2017) kemarin.
Alasan mengajak istrinya saat beraksi, kata Gofer, agar bisa mengelabui kecurigaan orang dan petugas. Istrinya bertugas membawa kabur motor curian yang Gofer eksekusi dengan waktu kurang dari 2 menit.
“Kalau boncengannya dengan perempuan seperti orang berpasangan, pasti tidak dicurigai. Beda kalau kami berboncengan dengan laki-laki pasti dicurigai,” katanya.
AKBP Shinto Silitonga Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya mengatakan, pasangan suami istri yang tergabung jaringan Bendot ini sangat berpengalaman. Dalam beraksi selalu dilengkapi kunci modifikasi seperti kunci L, kunci T, dan tang.
Shinto berharap, setelah tertangkapnya komplotan Bendot ini, kejahatan jalanan dan curanmor di Surabaya makin berkurang. “Kami berharap Surabaya bisa lebih kondusif. Kejahatan jalanan bisa berkurang,” katanya. (bid/iss/den)
Teks Foto:
-. Pelaku Curanmor saat dikeler di Mapolrestabes Surabaya.
Foto: Abidin suarasurabaya.net