Pada awal 2018 mendatang, Pemkab Sidoarjo bersama investor asal Hongkong akan mewujudkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di kawasan TPA Jabon dengan nilai investasi antara 90-100 juta USD, atau sekitar Rp1,3 triliun.
China Everbright International Ltd. (Everbright International), perusahaan yang bergerak di bidang industri perlindungan lingkungan berbasis di Hongkong, yang akan membangun PLTSa ini di Sidoarjo.
Senin (7/8/2017), perwakilan perusahaan ini berkunjung ke Sidoarjo untuk menghadiri rapat bersama perwakilan Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) Pemkab Sidoarjo.
Mereka membincangkan rencana pembangunan PLTSa Sidoarjo ini di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sidoarjo.
Saiful Ilah Bupati Sidoarjo hadir di rapat itu. Kepada suarasurabaya.net, Abah Ipul menyatakan, saat ini, studi kelayakan (feasibility studies/FS) PLTSa itu sudah rampung.
“Sekarang tinggal tahap perencanaan, awal 2018 sudah bisa pembangunan fisik,” ujarnya.
Saiful Ilah menegaskan, pembangunan PLTSa ini sepenuhnya dibiayai oleh Everbright International Ltd. dengan skema build, operate, and transfer (BOT) selama 30 tahun.
“Jadi, setelah 30 tahun, PLTSa ini akan menjadi milik Pemkab Sidoarjo,” kata Abah Ipul.
Tony Xu, Deputi General Manager Departemen Bisnis Internasional Everbright International mempresentasikan cara kerja waste-to-energy (WTE/PLTSa) yang akan mereka bangun.
PLTSa yang akan dibangun di samping TPA Jabon, di lahan baru seluas 10 hektare ini, akan mampu membakar habis 1.200 ton sampah per hari.
Pada tahap awal, kata Tony, fasilitas yang akan dibangun berkapasitas 800 ton per hari, sesuai hasil penghitungan rata-rata sampah per hari oleh Pemkab Sidoarjo.
Melalui PLTSa ini, sampah yang masuk ke fasilitas serupa pabrik itu akan melalui proses pembakaran di mesin insenerator, lalu uapnya akan menggerakkan turbin dan generator sehingga menjadi listrik.
Fasilitas PLTSa berkapasitas 800 ton per hari itu diperkirakan mampu menghasilkan listrik antara 18 hingga 20 Megawatt, yang akan dijual ke Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Sementara, sisa pembakaran sampah berupa abu akan didaur ulang di fasilitas yang sama untuk dijadikan paving block yang siap dijual ke pasaran.
Tony Xu memaparkan, insenerator yang digunakan di PLTSa itu telah memenuhi Directive 2000/76/EC, standar insenerator yang diterapkan di eropa untuk meminimalisir dampak terhadap lingkungan.
“Karena itu, di semua fasilitas yang kami bangun, Anda tidak akan menemukan asap hitam yang dapat mencemari lingkungan,” katanya.
Dia juga mengklaim air lindi di fasilitas ini dikelola sedemikian rupa di stasiun pengelolaan lindi sehingga menjadi jernih seperti air biasa, dan tidak akan mencemari lingkungan.
“Kami sudah membangun 70 fasilitas WTE ini di berbagai kota di China, juga di beberapa kota di negara lainnya seperti di Polandia, Vietnam, dan Singapura,” kata Tony. Salah satu yang terbesar, ada di Kota Suzhou, China, dengan kapasitas 5.250 ton sampah per hari.
Soetandy The, salah satu perwakilan Everbright International asal Indonesia mengatakan, Sidoarjo akan menjadi Kabupaten pertama di Indonesia yang memiliki PLTSa. Menurutnya, kota lainnya seperti Surabaya belum menerapkan PLTSa seperti di Sidoarjo.
“Surabaya itu tidak menggunakan insenerator untuk pembakaran sampah seperti yang akan kami bangun. Begitu juga di Jakarta. Listrik yang dihasilkan juga terpaut jauh, di Surabaya hanya 2 Megawatt. Jadi, ini akan menjadi yang pertama di Indonesia,” ujarnya.
Everbright International berniat membangun fasilitas PLTSa ini di Sidoarjo setelah kunjungan Saiful Ilah ke salah satu fasilitas pengelolaan air milik perusahaan itu di Kota Jinan, China, beberapa tahun silam.
Untuk pembangunan infrastruktur PLTSa ini, Pemkab Sidoarjo saat ini tengah menyiapkan anggaran pembebasan lahan seluas 10 hektare di kawasan TPA Jabon.
Djoko Sartono Sekretaris Daerah Pemkab Sidoarjo yang juga hadir di Kantor Bappeda untuk bertemu para Investor asal Hongkong itu mengatakan, anggaran itu akan diajukan saat Perubahan APBD Sidoarjo 2017 mendatang.
“Ini sudah kami siapkan. Ya, nanti masuk PAK (Perubahan Anggaran Keuangan,red). Untuk 10 hektare itu perkiraannya sekitar Rp20 miliar,” katanya.(den)
Teks Foto:
– Fasilitas PLTSa di Kota Suzhou, China sebagai fasilitas terbesar berkapasitas 5.250 ton per hari yang dibangun oleh Everbright International Ltd.
– Asap yang dihasilkan saat proses pembakaran di PLTSa Suzhou, China, yang diklaim tidak akan menyebabkan polusi bagi lingkungan sekitar.
(Foto: Everbright International)