Satgas pangan telah menahan 95 tersangka usai menggelar sidak di beberapa pasar tradisional di Jawa Timur sejak awal Juni 2017.
Kombes Pol Frans Barung Mangera Kabid Humas Polda Jatim mengatakan, puluhan tersangka ini adalah spekulan atau distributor nakal, para pengoplos bahan pangan dan importir garam yang nakal.
“Sidak ini tujuannya untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok saat Ramadhan. Kita harap masyarakat jangan panic buying,” kata Barung pada Radio Suara Surabaya.
Mulai awal Juni 2017 sampai saat ini, kata dia, ditemukan bahwa naik dan turunnya harga bahan pokok banyak ditentukan pendistribusian barang dan ada dugaan permainan distributor barang.
“Ini sangat merugikan konsumen karena banyak mendapatkan barang mahal,” ujar dia.
Selain itu ditemukan, beras yang dipoles ulang dengan zat pemutih dan zat kimia di Sidoarjo, Gresik dan Malang dengan jumlah beberapa ton.
Ada juga pengoplosan roti-roti kadaluarsa yang dicampur dengan tepung kemudian disajikan lagi sebagai makanan siap saji dengan kemasan menarik. Ada abon yang dicampur dengan daging ayam yang sudah mati dan beberapa makanan yang dicampur dengan bahan kimia berbahaya.
Tak hanya itu, lanjut dia, juga ditemukan daging glonggongan di beberapa kabupaten dan barang-barang yang seharusnya tidak boleh diperjualbelikan.
Ada juga 120 ribu KK yang seharusnya mendapat bantuan subsidi harga gas elpiji dari pemerintah tapi sebagian jatah mereka tidak diberikan.
“Jatim berhasil menekan laju harga barang kebutuhan pokok. Dan satgas pangan Jatim semua berjalan dalam melakukan pengawasan,” katanya. (dwi)