Mungkin ini cara Sukimin menunjukkan cintanya pada sang istri yang telah meninggal mendahuluinya, dengan melukiskan wajah istrinya itu pada becak yang disertakan dalam lomba hias becak, Sabtu (3/6/2017).
Tangan hitam dengan jemari kurus itu terus menggerakkan kuas di atas bagian sandaran penumpang pada becak yang Sabtu (3/6/2017) diikutkan dalam lomba becak hias di halaman kantor kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya.
Dalam hitungan sekurangnya 15 menit tampil wajah seorang perempuan dengan mata belok dan rambut hitam ikal, pada bagian sandaran bangku becak milik Sukimin. Perempuan dengan baju warna merah tersebut dilukis Sukimin tanpa contoh sama sekali.
Sukimin mengaku hanya mengandalkan daya ingat dan memorinya tentang perempuan yang dilukis di becaknya tersebut. “Ingatlah, dia perempuan yang saya sayangi,” kata Sukimin sambil tersenyum saat ngobrol dengan suarasurabaya.net.
Namanya Ropiah. Dinikahi Sukimin tahun 1971 dan pada 1973, Ropiah meninggalkan Sukimin untuk selama-lamanya. “Ropiah, istri saya itu sudah meninggal. Tapi wajahnya masih tetap saya ingat,” cerita Sukimin.
Lalu kembali tangan hitamya memainkan kuas yang dipegangnya. Kali ini Sukimin yang mengaku sejak tahun 70-an sudah tinggal di kawasan Dolly dan Putat Jaya itu menggambar dan mewarnai latar belakang sandaran becaknya yang menampilkan sosok sang kekasihnya dulu itu.
Ropiah tidak hanya cantik, tapi juga sayang kepada Sukimin. “Dia menemani saya. Jam berapapun pulang, dia selalu menunggu dirumah kontrakan dulu,” ujar Sukimin lagi.
Masa indah perkawinannya dengan Ropiah gadis yang disuntingnya di Surabaya itu hanya berjalan selama dua tahun. Meski menolak memberi tahu secara rinci penyebab meninggalnya Ropiah, laki-laki asli Surabaya itu hanya menyebut istrinya sakit.
Pada Sabtu (3/6/2017) Sukimin bersama sekurangnya 30 tukang becak lainnya yang biasa mangkal di kawasan sekitaran Dolly dan Putat Jaya mengikuti lomba menghias becak dalam rangkaian Dolly Saiki Fest 2017.
“Pak Min sering juara. Pinter nglukis. Biasanya kalau tidak ikut lomba, dia nglukis becaknya dengan gambar macam-macam. Ya perempuan, pemandangan, apa saja. Tapi yang paling sering gambar perempuan itu,” ujar Totok rekannya sesama tukang becak.
Akan ada tim juri dari Dinas Pariwisata Kota Surabaya yang bakal menilai karya para tukang becak pada lomba menghias becak yang juga digealr untuk mengisi waktu luang para tukang becak di bulan suci Ramadhan ini.(tok/ipg)