Minggu, 24 November 2024

Sejak Tahun 1800, Gunung Agung Sudah Empat Kali Erupsi

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Ilustrasi, gunung saat erupsi.

Berdasarkan data di website resmi www.vsi.esdm.go.id, Gunung Agung mengalami erupsi sebanyak 4 kali sejak tahun 1800.

1. Tahun 1808: Dalam tahun ini dilontarkan abu dan batuapung dengan jumlah luar biasa,
2. Tahun 1821: Terjadi Erupsi normal, selanjutnya tidak ada keterangan,
3. Tahun 1843: Erupsi didahului oleh gempa bumi. Material yang dimuntahkan yaitu abu, pasir, dan batuapung. Selanjutnya dalam tahun 1908, 1915, dan 1917 di berbagai tempat di dasar kawah dan pematangnya tampak tembusan fumarola,
4. Tahun 1963: Erupsi dimulai tangga 18 Februari 1963 dan berakhir pada tanggal 27 Januari 1964. Erupsi bersifat magnatis. Korban tercatat 1.148 orang meninggal dan 296 orang luka.

Pola dan sebaran hasil erupsi Gunung Agung sebelum tahun 1808, 1821, 1843, dan 1963 menunjukkan tipe letusan yang hampir sama diantaranya bersifat eksplosif atau letusan dengan melontarkan batuan pijar, pecahan lava, hujan piroklastik serta abu dan efusif berupa aliran awan panas serta aliran lava.

Lava yang meleleh antara 19 Februari dan 17 Maret 1963 mengalir dari kawah utama di puncak ke utara melewati tepi kawah yang paling rendah. Kemudian berhenti pada garis ketinggian 505,64 m dan mencapai jarak kurang lebih 7.290 m.

Di Gunung Agung terdapat dua macam awan panas yakni awan panas letusan dan awan panas guguran.

Awan panas letusan terjadi pada waktu ada letusan besar. Kecepatan dari awan letusan ini menurut pengamatan dari Pos Rendang adalah rata-rata 60 km per jam dan di sebelah selatan mencapai jarak paling jauh 13 km, yakni di T. Luah dan di sebelah utara 14 km di T. Daya.

Daerah yang terserang awan panas letusan pada kegiatan 1963 terbatas pada lereng selatan dan utara saja, karena baik di barat maupun di sebelah timur kawah ada sebuah punggung. Kedua punggung ini memanjang dari barat ke timur. Awan panas letusan yang melampaui tepi kawah bagian timur dipecah oleh punggung menjadi dua jurusan ialah timur laut dan tenggara.

Demikian awan panas di sebelah barat dipecah oleh punggung barat ke jurusan baratdaya dan utara. Awan panas letusan yang terjadi selama kegiatan 1963 telah melanda tanah seluas sekitar 70 kilometer persegi dan menyebabkan jatuh 863 korban manusia. (dwi/ipg)

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
32o
Kurs