Belum lama dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) menggantikan Barack Obama, Donald John Trump sudah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang cukup mengejutkan. Salah satunya dengan memecat semua duta besar (Dubes) warisan Barack Obama di seluruh negara mitra.
Duta besar yang tersebar di seluruh negara mitra telah diminta untuk meninggalkan posisinya sejak 23 kemarin, demikian seperti diberitakan The Independent, Sabtu (21/1/2017). Mereka diminta meninggalkan kantor kedutaan tepat pada 20 Januari 2017, pada hari pelantikan Trump.
Menurut laporan media tersebut, Trump bahkan tidak memberikan waktu cukup panjang bagi semua dubes untuk sekadar berkemas dari kantor Kedubes di masing-masing negara. Padahal beberapa di antara mereka ada yang memiliki anak kecil.
Tim transisi Trump menegaskan pemecatan ini tidak terkecuali bagi dubes yang tetap tinggal lewat hari pelantikan.
Lazimnya, setiap pergantian presiden, dubes suatu negara memang mengundurkan diri pada awal pemerintahan yang baru. Kemudian, Presiden yang baru akan menyiapkan dubes pengganti. Tapi pada kasus Trump, Presiden terpilih AS ini sama sekali belum menyiapkan pengganti Dubes yang dia pecat.
Langkah ini akan meninggalkan masalah cukup besar di berbagai kedutaan AS. Sebab, penunjukkan dubes bukan merupakan proses yang sebentar. Kongres perlu menyetujui pemilihan untuk mengangkat seorang dubes di AS.
Setidaknya posisi vital kedutaan AS di Jerman, Inggris, dan Kanada akan kosong. Begitu juga di China, India, Jepang, dan Saudi Arabia. Hanya sedikit pengganti yang sudah disiapkan oleh pemerintahan Trump posisi Dubes yang dia pecat.
Saat ini, Dubes AS untuk PBB sudah terisi oleh Nikki Hayley mantan Gubernur Carolina Selatan menggantikan Samantha Power. David Friedman ditunjuk jadi dubes di Israel, sedangkan Terry Branstad menjadi dubes di China. Sedangkan Ivana Trump, istri pertama Trump, dikabarkan tertarik dengan posisi dubes di Republik Ceko.(den)