Jumat, 22 November 2024

Satelit Deteksi 126 Hotspot Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalimantan Barat

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Capture twitter @Sutopo_BNPB

Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, Satelit Terra, Aqua dan SNNP pada catalog MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) LAPAN mendeteksi adanya peningkatan jumlah hotspot (titik panas) dari kebakaran hutan dan lahan di wilayah Indonesia. Meningkatnya intensitas cuaca kering selama musim kemarau juga meningkatkan jumlah hotspot.

“Satelit mendeteksi adanya 173 hotspot pada 27 Juli 2017, kemudian berturut-turut pada 277 hotspot pada 28 Juli 2017, 238 hotspot pada 29 Juli 2017, dan 239 hotspot pada 30 Juli 2017. Dalam seminggu terakhir sebaran hotspot terbanyak terdapat di Kalimantan Barat, NTT, dan Aceh,” ujar Sutopo di Jakarta, Minggu (30/7/2017).

Dia menjelaskan, sebaran 239 hotspot di Indonesia pada Minggu (30/7/2017) pagi adalah Kalimantan Barat 126, NTT 42, Kalimantan Utara 35, Kalimantan Tim5ur 10, Kalimantan Selatan 5, Maluku 4, Riau 1, Kalimantan Tengah 1, Jawa Tengan 2, Jawa Timur 2, Sulawesi Selatan 5, Sumatera Selatan 2, NTB 1, Sulawesi Tengah 1, dan Babel 1.

Kata Sutopo, kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat belum berhasil dipadamkan. Dalam empat hari terakhir kebakaran hutan dan lahan meluas di Kalimantan Barat.

“Satelit Terra, Aqua dan SNNP pada Minggu (30/7/2017) pagi mendeteksi 126 hotspot di Kalimantan Barat, dimana 77 hotspot kategori sedang (tingkat kepercayaan 30-79%) dan 49 hotspot kategori tinggi (tingkat kepercayaan lebih dari 80%). Sebaran hotspot di Kalimantan Barat adalah di Kabupaten Sintang 40, Kapuas Hulu 36, Sanggau 26, Landak 10. Malinau 3, Sekadau 3, Bengkayang 2, dan Melawi 2,” kata Sutopo.

Menurut dia, sebagian besar lahan yang terbakar adalah lahan gambut. Pembukaan lahan dengan cara membakar masih banyak dilakukan di daerah ini. Meskipun sudah dilarang, himbauan sering dilakukan, patroli ke pelosok dilakukan, namun kenyataannya masih banyak pembakaran hutan dan lahan.

Pantauan satelit Himawari 8 dari BMKG menunjukkan asap tipis sudah menyebar di beberapa daerah di Kalimantan Barat. Trajektori asap pada 29 Juli 2017 sore menunjukkan asap dari sekitar Kabupaten Ketapang menyebar hingga ke Kabupaten Kayong Utara, Kubu Raya dan Kota Pontianak. Sedangkan asap di sekitar Kabupaten Sanggau, Sekadau, Sintang dan Kapuas Hulu secara uum tidak terbawa jauh dari lokasi hotspot.

Upaya pemadaman terus dilakukan oleh satgas terpadu pengendalian kebakaran hutan dan lahan. BNPB mengerahkan 4 helikopter pembom air yaitu jenis Bell 214B, MI-8, Kamov KA32 dan Bolcow 105. Satgas darat terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, MPA, Damkar dan masyarakat memadamkan di beberapa lokasi hotspot. Kendala satgas darat adalah luasnya wilayah yang harus dijaga, akses menuju lokasi kebakaran seringkali sulit medannya, terbatasnya sumber air dari lokasi kebakaran, keterbatasan alat, cuaca kering, dan tingkat kesadaran masyarakat untuk tidak membakar masih cukup rendah.

Sutopo menjelaskan, puncak kemarau diperkirakan berlangsung hingga September mendatang sehingga ancaman kebakaran hutan dan lahan dapat meningkat. Perlu partisipasi semua pihak untuk menjaga lingkungan sekitarnya agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan.(faz/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs