Banjir akibat tingginya intensitas hujan kembali menggenang Kabupaten Sampang pada Sabtu (4/2/2017). Air yang berasal dari luapan Kali Kemuning ini menggenangi sejumlah desa di Kabupaten tersebut.
Benny Sampirwanto, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Jawa Timur, mengutip pernyataan Kepala Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, mengatakan sampai pukul 12.00 WIB tercatat beberapa ruas jalan utama di Kabupaten Sampang tergenang banjir setinggi 50-60 centimeter. Jalan tersebut diantaranya adalah Jalan Imam bonjol, Jalan Suhadak dan Jalan Melati.
Selain menggenangi ruas jalan utama, banjir juga menggenangi beberapa desa diantaranya Desa Banyumas, Desa Kemuning, Desa Gunung Maddah, Desa Pasean, Desa Pangilen, Desa Panggung, Desa Banyumas, dan Desa Tanggumung. “Ketinggian banjir bervariasi mulai dari 20 cm hingga 40 cm,” kata Benny.
Benny juga mengatakan, banjir yang melanda Kabupaten Sampang ini juga membuat jalan yang menghubungkan antara Kota Sampang dengan Kecamatan Omben tidak bisa dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
Menurut benny, agar Sampang tidak kembali banjir, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Provinsi harus melakukan normalisasi Kali Kemuning dengan cara multi years karena besarnya dana yang dibutuhkan mencapai Rp1,2 trilyun.
Sedangkan untuk tahap awal, tahun 2017, Pemerintah dan Pemprov Jawa Timur mengalokasikan dana sebesar Rp58 milliar yang didapatkan dari APBN sebesar Rp8 miliar dan APBD Provinsi sebesar Rp50 miliar.
Sementara itu, Kabupaten Bojonegoro yang memang kerap terlanda banjir kembali berstatus siaga akibat peningkatan debit air Sungai Bengawan Solo pada Sabtu (4/2/2017).
Menurut pantauan Pos TBS Bojonegoro, tercatat debit air Sungai Bengawan Solo hingga pukul 12.00 WIB hari ini berada pada ketinggian 14,35 centimeter yang berarti Siaga Kuning.
Beberapa daerah yang akan terdampak banjir diantaranya adalah Kecamatan Kanor, Kecamatan Balen, serta Kecamatan Baureno.
“Berdasarkan data yang paling luas tergenang banjir adalah area persawahan. Dimana yang paling luas adalah persawahan di Desa Kedungdowo, Kecamatan Balen yang tergenang seluas kurang lebih 60 hektar,” kata Benny.
Selain mengimbau warga untuk waspada, BPBD Kabupaten Bojonegoro juga telah menyiapkan posko-posko siaga bencana, seperti tempat pengungsian dan dapur umum di beberapa lokasi bencana.
“BPBD Kabupaten Bojonegoro juga selalu memantau perkembangan tinggi muka air Bengawan Solo dibantu oleh Piket Posko Pusdalops serta Tim SAR Gabungan. Tempat pengungsian juga telah disiapkan diantaranya di Gedung Serbaguna dan balai desa yang terdapat di dataran yang lebih tinggi,” pungkasnya. (nbl/fik)