Kabar mengejutkan datang dari Amerika Serikat (AS), terkait meninggalnya Johannes Marliem Direktur Biomorf Lone LLC, Amerika Serikat, perusahaan penyedia layanan teknologi biometric.
Marliem adalah salah satu saksi yang diduga mengetahui banyak soal kasus korupsi KTP Elektronik, mulai dari pembahasan anggaran sampai proses pengadaan barang dan jasa.
Kabar yang beredar, Johannes tewas dengan luka tembak, Rabu (9/8/2017) waktu AS, di sebuah rumah yang dia sewa di perumahan elite Los Angeles seharga 25 ribu per bulan.
Febri Diansyah Juru Bicara KPK mengatakan sudah mendengar berita duka itu. Tapi, pihak KPK belum mendapat keterangan resmi penyebab tewasnya Johannes Marliem.
“Terkait dengan kematian Johannes Marliem, yang lebih rinci menjadi domain para penegak hukum setempat di sana. Kami menegaskan penyidikan kasus korupsi KTP Elektronik akan terus berjalan,” ujarnya di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (11/8/2017).
Sekadar diketahui, dalam dakwaan Irman dan Sugiharto, Marliem disebut sebagai penyedia produk automated finger print identification system (AFIS) merek L-1 untuk proyek KTP Elektronik.
Johannes Marliem juga sempat dimintai keterangan oleh penyidik KPK pada Februari 2017 di Singapura, dan pada Juli 2017 di Amerika Serikat.
Seperti diketahui, proyek pengadaan KTP Elektronik disepakati Pemerintah dan DPR dengan kontrak tahun jamak 2011-2013 senilai Rp5,9 triliun.
Dalam pelaksanaannya, disinyalir ada penyimpangan yang melibatkan oknum anggota DPR, pejabat pemerintah dan pihak swasta, hingga merugikan keuangan negara sekitar Rp2,3 triliun.
Sampai sekarang, KPK sudah menjerat lima orang yang diduga terlibat langsung dalam proses penganggaran dan pengadaan KTP Elektronik.
Mereka adalah Irman dan Sugiharto mantan pejabat Kemendagri yang sudah divonis penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta.
Kemudian Andi Agustinus pengusaha swasta yang berkas perkaranya sudah dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor Jakarta, lalu Markus Nari dan Setya Novanto dari unsur politisi yang masih dalam proses penyidikan. (rid/iss/ipg)