Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengingatkan agar para pemuda zaman sekarang tidak lagi membahas perbedaan yang ada di antara mereka dan bersatu melawan kebodohan.
“Tidak ada ujungnya. Saatnya kita survive dalam persaingan antarnegara. Kita harus saling menghormati dan saling bertoleransi agar bisa menang melawan kemiskinan dan kebodohan,” ujarnya dalam Upacara Sumpah Pemuda ke-89 di Balai Kota Surabaya, Senin (23/10/2017).
Dalam upacara yang juga untuk memperingati Hari Jadi Provinsi Jatim ke-72 itu, Risma mengatakan, sebaiknya para pemuda Surabaya bersatu dan tidak patah semangat.
Pemkot Surabaya, kata dia, akan terus menyiapkan berbagai macam program dan fasilitas pendukung aktifitas para pemuda di Surabaya. Misalnya, keberadaan lebih dari 300 lapangan olah raga di Surabaya.
“Melihat sejarah Kongres Sumpah Pemuda, banyak pemuda-pemudi dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka berbeda agama, suku, bahasa, dan adat. Tapi faktanya, hal itu tidak menjadi sekat bagi para pemuda Indonesia untuk bersatu demi cita-cita besar Indonesia,” kata Risma.
Dalam upacara tersebut, Risma juga membacakan pidato Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89 dari Imam Nahrawi Menteri Pemuda dan Olahraga Raga Republik Indonesia.
Para pemuda Surabaya yang mengenakan pakaian adat mewakili berbagai daerah di Indonesia, di tengah-tengah upacara, membacakan ikrar sumpah pemuda di depan Wali Kota Surabaya.
Para pelajar di Surabaya yang mengikuti upacara ini pun sempat menyanyikan lagu “Pemuda-Pemudi” diiringi grup musik dan orkestra pelajar Surabaya.
Hadir di acara ini, Bambang Sulistomo putra Bung Tomo, pejuang Surabaya. Dia berpesan kepada para pemuda pemudi di Surabaya agar terus menjaga nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari.
“Jaga nilai-nilai sumpah pemuda, terutama satu bangsa satu tanah air. Tidak ada dua warga negara. Jangan khianati sumpah pemuda,” kata Bambang Sulistomo yang di akhir acara sempat berbincang singkat dengan Risma di Balai Kota.(den/fik)