Sabtu, 23 November 2024

Retakan Baru Muncul di Ponorogo, 269 Jiwa Mengungsi

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Lokasi longsor di desa Banaran, Ponorogo. Foto: Bruriy suarasurabaya.net

Tanah retak berpotensi longsor kembali muncul di Ponorogo saat proses evakuasi 25 korban longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung masih dilakukan.

Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, tanah retak disertai bunyi gemuruh menyebabkan warga panik di Dusun Watu Agung Desa Dayakan, Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo pada Rabu (5/4/2017) pukul 16.00 WIB.

Sebanyak 78 KK yang terdiri dari 269 jiwa diungsikan ke tempat yang lebih aman dan menempati empat lokasi. Warga masih belum berani kembali ke rumahnya karena takut akan terjadi longsor seperti yang terjadi di Desa Banaran pada Sabtu (1/4/2017) lalu.

Tanah retak di Dusun Watu Agung, Desa Dayakan atau tepatnya di lingkungan Salam yang semula lebarnya 30 cm sekarang terus melebar. Hingga saat ini keretakan tanah ada yang mencapai lebar 1 meter dengan kedalaman kurang lebih 3 meter, posisi ketinggian 300 meter.

“Makin melebarnya retakan tanah menyebabkan masyarakat takut akan adanya longsor sehingga masyarakat masih mengungsi. Beberapa dinding rumah dilaporkan telah terjadi keretakan akibat tanah yang bergerak,” kata Sutopo seperti dalam release yang diterima suarasurabaya.net.

BPBD Kabupaten Ponorogo telah menghimbau secara resmi melalui Camat Badegan yang ditandatangi Kalaksa BPBD agar warga tetap waspada dan mengungsi ke tempat yang lebih aman dengan Koordinator Kepala Desa Dayakan.

BPBD telah menyiapkan tenda pengungsi dan kebutuhan logistik yang diperlukan. Saat ini masyarakat patuh dengan himbauan tersebut hingga 269 jiwa mengungsi.

Sementara itu, tim SAR gabungan belum berhasil menemukan lagi 25 korban yang masih tertimbun longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo.

Operasi SAR pada hari Jumat (7/4/2017) dimulai pada pukul 07.00 WIB dengan melakukan briefing dan pembagian tugas. Tim SAR gabungan sebanyak 686 orang terbagi menjadi 4 sektor yaitu A, B, C, dan D. Penambahan sektor D bertugas mengurai material longsoran yang menutup aliran sungai dan mencari korban.

Pencarian korban longsor akan terus dilakukan hingga Sabtu (15/4/2017). Memang tidak mudah mencari korban karena tebalnya material longsoran yang mencapai 30 meter di lereng bawah makota longsor. Volume material longsoran diperkiran mencapai 2-3 juta meter kubik dengan panjang dari bukit asal longsor hingga titik terakhir longsor mencapai 1,22 kilometer.

Kendala lain adalah cuaca yang sering hujan pada siang hari. Hampir setiap hari hujan sehingga operasi SAR dihentikan pada pukul 14.30 WIB. Sebanyak 10 alat berat masih dikerahkan mencari korban. Aksesibilitas lokasi longsor yang cukup sulit dijangkau. Selain itu juga petugas SAR sudah mengalami kelelahan setelah bekerja selama 6 hari sehingga perlu diganti dengan petugas yang baru. (dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs