Jika merancang sebuah bangunan tentunya harus mempertimbangkan beberapa aspek keamanan mengantisipasi bahaya kebakaran.
Leonardo Arsitek Design Interior mengatakan, dari perencanaan awal membangun sebuah bangunan harus mempunyai perencanaan seperti menjaga jarak antar bangunan. Terutama di perumahan selalu menjaga jarak antar bangunan berdekatan. Perumahan besar di Surabaya sudah memperhitungkan jarak antara bangunan satu ke bangunan lainnya.
“Masing-masing developer punya aturan masing-masing yang berhubungan dengan kenyamanan penghuni. Tapi kalau bangunan gedung malah jadi concern utama yang sudah dipikirkan sejak awal,” kata Leonardo pada Radio Suara Surabaya, Kamis (6/7/2017).
Tak hanya jarak antar bangunan, kata Leonardo, penataan jaringan kelistrikan juga harus diperhatikan untuk menghindari bahaya dari korsleting.
Dari awal perencanaan itu, lanjut dia, harus memikirkan bahan-bahan yang tahan terhadap api (fire resistance). Daya material itu tidak bisa dibakar, ketika dibakar memang terbakar tapi tidak sampai menjalar.
“Lalu ada bahan plafon yang terbakar tapi tidak di satu titik saja. Ada yang bisa menahan api supaya tidak terbakar,” ujar dia.
Dengan demikian, kata dia, seharusnya design interior juga harus paham bahan bangunan seperti itu. Celah-celah di gedung diantisipasi upaya api tidak sampai merambat ke mana-mana.
Leonardo menjelaskan, syarat yang terbaik itu bukan material yang diproteksi. Tapi misalnya seperti di luar negeri bisa fire stuck dengan memakai gel dan exit door juga ada perhitungannya.
“Memang biayanya tidak murah untuk mendesign bangunan yang aman tapi itu dikembalikan lagi ke pemilik bangunan. Semua itu ada standarisasi pemakaian material untuk bangunan. Istilahnya ono rego ono rupo,” katanya. (dwi/ipg)