Minggu, 24 November 2024
Mengenang Prof dr Roemwerdiniadi

Profesor Perempuan yang Tak Lelah Deteksi Dini Kanker Serviks

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Angka penghitungan jumlah kematian akibat kanker serviks di seluruh dunia, di Museum Kanker Indonesia di Surabaya, Kamis (4/1/2016). Foto: Denza/Dok. suarasurabaya.net

Semasa hidup, almarhumah Prof dr Roemwerdiniadi mengabdikan diri pada bidang deteksi dini kanker serviks.

dr Roestiniadi, SpTHT adik almarhumah mengisahkan besarnya kepedulian Prof dr Roemwerdiniadi pada penyakit yang sering menghantui kaum hawa ini.

“Beliau perempuan kedua di dunia memberi perhatian pada kanker dan perempuan, sesudah Hillary Clinton,” katanya kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (6/10/2017).

dr Roestiniadi, SpTHT yang sering disapa dokter Yusi ini mengaku sangat terkenang dengan aktivitas almarhumah yang tidak pernah mengenal lelah.

“Keliling ke mana-mana. Kita semua ikut bangga dengan Prof Roem. Beliau diakui WHO. Banyak sekali penghargaannya. Kiprahnya tidak ada hentinya. Orangnya ringan tangan,” ujarnya.

Dokter Yusi mengatakan, kepedulian Prof dr Roemwerdiniadi terhadap deteksi dini kanker serviks dilatarbelakangi banyaknya kasus kanker serviks yang tidak terdeteksi karena minimnya pengetahuan masyarakat Indonesia.

Profesor perempuan yang dijuluki The Queen of Cancer Control tersebut bekerja di bagian patologi anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

Beliau juga aktif di Yayasan Kanker Wisnuwardhana, Jalan Kayun 16-18, Surabaya. Yayasan sosial kemanusiaan ini almarhumah dirikan bersama tiga sejawatnya pada tahun 1969.

Selain melakukan sosialisasi dengan cara berceramah di hadapan masyarakat, khususnya ibu-ibu, yayasan ini juga mengadakan pemeriksaan kesehatan dan tes pap smear dengan biaya yang terjangkau. Lembaga ini memperkenalkan alternatif pengobatan kanker terbaik, bisa diterima secara medis dengan biaya yang terjangkau.

Sebelumnya diberitakan Prof dr Roemwerdiniadi Soendoko yang dijuluki sebagai The Queen of Cancer Control meninggal dunia pada usia 80 tahun di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Jumat (6/10/2017) pukul 13.45 WIB.

Profesor yang memberi perhatian lebih pada penyakit kanker dan perempuan tersebut sudah lama sakit diabetes dan jantung.

dr Ananto Sidohutomo MARS, putra almarhumah mengatakan, almarhumah akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Dusun Telasih, Desa Kepuharjo, Karangploso, Malang, Sabtu (7/10/2017).

Sebelum pemakaman, ada prosesi di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya. (iss/ipg)

Teks Foto:
-. Prof dr Roemwerdiniadi semasa hidup.
Foto: Istimewa

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
27o
Kurs