Pihak Pondok Pesantren Darussalam Surabaya menyerahkan sepenuhnya atau memasrahkan kepada Polisi terkait kasus meninggalnya Muhammad Iqbal Ubadillah (15) yang diduga usai dianiaya temannya di Ponpes.
Subaidi Humas Ponpes Darussalam mengatakan, pihaknya bersikap terbuka dan tidak akan menutupi peristiwa yang akhirnya merengggut nyawa Iqbal.
“Kami serahkan sepenuhnya proses hukum kepada polisi,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Senin (4/9/2017).
Subaidi menegaskan, peristiwa yang membuat Iqbal meninggal ini merupakan kecelakaan atau musibah. Sebab, menurutnya pihak pengurus Ponpes Darussallam sudah melakukan pengawasan secara ketat terhadap semua aktivitas santri yang berada di Pondok.
“Kami sudah melakukan pengawasan siang dan malam, pembinaan juga terus dilakukan. Hanya saja tidak mungkin pengurus mengawasi selama 24 jam,” katanya.
Menurut dia, Iqbal dianiaya karena teman-temannya emosi setelah mengetahui kalau Iqbal terlibat dalam kasus pencurian uang milik santri lain. Sehingga, para santri yang masih anak-anak ini membuat keputusan sendiri untuk menghakimi Iqbal dengan memukulinya hingga berakibat Iqbal meninggal dunia.
“Sebenarnya kejadian ini disebabkan karena Iqbal merupakan otak pencurian. Karena anak-anak di bawah umur emosinya tidak terkontrol. Begitu tahu kalau pelaku pencuriannya maka bertindak tak terkontrol,” katanya.
Menurut Subaidi, seandainya kejadian itu terpantau pengurus mungkin peristiwa ini bisa dihindari. Pengurus akan melakukan tindakan dengan melakukan sidang pengurus.
“Kalau waktu itu, pengurus tahu mungkin tidak akan terjadi peristiwa itu,” katanya.
Sementara itu, AKBP Leonard Sinambela Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya mengatakan, sudah ada empat anak yang diduga pelaku telah diperiksa Polsek Simokerto. Peristiwa ini terus didalami oleh polisi untuk menentukan status hukum bagi para pelaku.
Sekadar diketahui, Muhammad Iqbal Ubaidillah (15) seorang santri Pondok Pesantren Darussalam Jl Tambak Anakan Surabaya, meninggal dunia diduga usai dianiaya oleh beberapa teman satu Pesantren, Minggu (3/9/2017) pagi.
Iqbal sempat dibawa ke RS Soewandhie oleh teman-teman satu Pesantren, tapi tim dokter memastikan nyawa Iqbal sudah tidak tertolong.
Mendapatkan laporan ini, Polisi bersama Tim INAFIS Polrestabes Surabaya membawa jenazah ke RSUD Dr Soetomo Surabaya untuk diautopsi. Hasilnya, jenazah Iqbal banyak bekas luka baik luar maupun dalam.
Setelah dilakukan autopsi, jenazah Iqbal langsung dimakamkan pukul 02.00 WIB dinihari tadi di pemakaman dekat rumah duka di Kejawan Putih Tambak. (bid/iss/ipg)