Jumat, 22 November 2024
Penggerebekan Terduga Bandar Narkoba

Polres Tanjung Perak Diduga Salah Tangkap hingga Korban Meninggal

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Semono (baju kuning) anak pertama almarhum Suharto yang diduga meninggal setelah menjadi korban salah tangkap kasus narkoba oleh anggota Polres Tanjung Perak, Rabu (22/2/2017) lalu. Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Polres Tanjung Perak menangkap Devi Utomo (30) seorang tersangka diduga bandar narkoba di Jalan Tempel Sukorejo I Nomor 89 B Rabu (22/2/2017) lalu dalam sebuah penggerebekan.

Aksi penggerebekan oleh polisi ini, berdasarkan informasi dari warga setempat, cukup menghebohkan. Warga menyebut, ada salah seorang warga menjadi korban salah tangkap.

Saat itu beberapa petugas polisi datang bersama beberapa orang remaja yang diamankan berkaitan peredaran narkoba oleh Devi.

Saat itu, Suharto (68) warga yang disebut-sebut korban salah tangkap, yang merupakan Paman Devi, sedang duduk di depan teras rumah deret yang dihuni enam kepala keluarga itu.

Salah seorang Polisi berpakaian preman menanyakan kepadanya (menurut warga, dengan nada membentak) di mana rumah Devi?

Kebetulan saat itu Devi tidur di sebuah ruangan yang berfungsi sebagai dapur keluarga. Suharto menjawab apa adanya, dia memang duduk di depan ruangan tempat Devi tidur.

Sebagian polisi menginterogasi Devi di ruang televisi, yang dibatasi tembok dengan dapur tempat Devi tidur, sementara beberapa lainnya melakukan penggeledahan.

Suharto saat itu turut masuk ke dapur ketika salah seorang polisi menemukan sebuah plastik klip kecil. Polisi lantas menanyakan untuk apa plastik klip itu? Suharto menjawab, “itu untuk tempat sambal.”

Semono (32) anak pertama Suharto mengatakan, plastik klip itu biasa digunakan oleh ibunya untuk membungkus sambal.

“Ibu kerja sebagai pekerja rumah tangga paruh waktu, jadi kadang-kadang membawa makanan yang sudah dimasak di rumah,” ujar Semono yang tinggal di Gresik, dan saat penggerebekan tidak berada di rumah ayahnya.

Tidak hanya plastik klip itu, polisi juga menemukan sebuah alat suntik. Suharto kembali menjawab, suntik itu untuk merawat burung.

Singkat cerita, polisi mengamankan Devi dan bermaksud membawa serta Suharto ke kantor polisi. Saat itu, kondisi Suharto kurang sehat.

Warga menyebutkan, Suharto sempat mengatakan kondisi kesehatannya itu kepada polisi. Tapi polisi tetap menarik lengannya, mengelernya hingga ke gang sebelah gang rumahnya, yakni di rumah nomor 93, hingga akhirnya bapak tiga anak itu terjatuh.

Rasmat (63) warga setempat yang kenal dekat dengan Suharto, yang rumahnya di gang tersebut, mendapati pria itu berusaha bangkit.

“Saya tahunya dia sudah pegangan tembok. Lalu saya tolong, saya dudukkan di kursi, dan saya minta ibu-ibu mengambilkan air minum,” kata Rasmat.

Setelah meminum beberapa teguk air putih, pria itu tiba-tiba muntah. Tidak berselang lama, Suharto pingsan.

Istri Suharto, bersama beberapa orang tetangga, membawa Suharto ke Rumah Sakit William Booth di Jalan Diponegoro. Pria itu sempat menjalani rawat inap hingga akhirnya kemarin, Kamis (23/2/2017) Suharto meninggal.

Semono, anak pertama Suharto menegaskan, ini adalah contoh tindakan polisi yang arogan, dan berperilaku kasar. “Supaya masyarakat tahu, dan polisi tidak mengulangi tindak pengamanan seperti ini,” katanya.

Semono juga meminta agar setidaknya polisi bertanggungjawab atas insiden yang berujung meninggalnya ayahnya.

Semono mengakui, ayahnya memang sakit Bronkhitis dan sering kambuh. Tapi tindakan polisi yang kasar bisa saja mempengaruhi kondisi ayahnya hingga akhirnya semakin memburuk dan meninggal.

“Setidaknya ada penjelasan dari polisi sekaligus permintaan maaf,” katanya ketika ditemui di rumah duka, Jumat (23/2/2017) siang.

Setelah sehari disemayamkan di rumah duka, almarhum Suharto akhirnya dimakamkan Jumat pagi tadi di Makam Tempel Sukorejo.

Sementara itu AKP Redik Tribawanto Kasat Narkoba Polres Pelabuhan Tanjung Perak saat dikonfirmasi mengatakan, tidak ada salah tangkap dalam penggerebekan terduga bandar narkoba di Jalan Tempel Sukorejo I, Rabu (22/2/2017) lalu.(den/ipg)

Teks Foto:
– Almarhum Suharto semasa masih hidup.
Foto: Istimewa

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs