Ibrahim Hasyim Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas mengatakan, Pertamini lahir dari kebutuhan masyarakat.
Ada pergeseran di masyarakat yang dulunya banyak menggunakan mobil sehingga SPBU dibangun di jalan-jalan besar, sekarang lebih banyak masyarakat yang menggunakan sepeda motor. Kondisi ini membuat kebutuhan masyarakat akan bahan bakar, kecil, hanya 1-2 liter. Sehingga munculah Pertamini.
“Tidak ada lembaga yang mendirikan, Pertamini lahir dari kebutuhan masyarakat. Kita akui inovasinya bolehlah. Namun dari konteks usaha, harus ada izin, takaran pasti, dan karena bahan berbahaya harus memnuhi syarat keamanan,” katanya kepada Radio Suara Surabaya.
Solusinya, kata Ibrahim adalah negara harus mengatur izin, takaran pasti, dan syarat keamanan Pertamini. Saat ini, katanya, yang penting bagaimana peran aktif pemerintah yang melalui lembaga yang memiliki otorisasi, misal meteorologi untuk takarannya.(iss/ipg)