Jawa Timur memiliki angka tertinggi pernikahan anak di Indonesia. Data Pemprov Jatim menunjukkan sebanyak 34,2 persen dari total pernikahan di Jawa Timur dilakukan oleh anak-anak.
Suprianto Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemprov Jatim mengatakan hal ini dalam acara Gerakan Bersama Stop Perkawinan Anak di Taman Bungkul, Minggu (26/11/2017) pagi.
Adapun beberapa daerah yang memiliki jumlah perkawinan anak tertinggi di Jawa Timur adalah Situbondo, Bondowoso, Probolinggo, Malang, dan Sampang.
Indonesia merupakan negara pringkat ketujuh dengan kasus perkawinan anak tertinggi di dunia. Selain itu Indonesia juga menjadi peringkat kedua se-Asean setelah Kamboja.
Hal yang paling mendesak adalah mental anak yang masih belum siap untuk permasalahan rumah tangga. Dampak lainnya dari perkawinan anak yaitu kekerasan seksual, angka kematian ibu yang tidak siap hamil dan melahirkan, angka kematian bayi, perdagangan manusia, dan eksploitasi kerja.
Kemudian pernikahan tanpa pencatatan negara yang menyebabkan ketiadaan akte, berdampak pada hak pendidikan, kesehatan, dan masih banyak lagi.
Ada lima poin yang menjadi pertimbangan perkawinan anak harus dihentikan. Pertama, perkawinan anak dianggap merintangi anak untuk menikmati hak-haknya sebagai anak. Kedua, perkawinan anak merupakan kekerasan dan diskriminasi terhadap anak. Ketiga, perkawinan anak bisa merenggut masa bahagia anak untuk bermain, belajar dan berkreasi. Keempat, melanggengkan perempuan dan anak-anak hidup dalam lingkaran kemiskinan dan meningkatkan kerentanan. Kelima, perkawinan anak merintangi terwujudnya ketahanan keluarga dan ketahanan bangsa dan juga negara.
Kelima poin itu telah dideklarasikan oleh peserta gerakan stop perkawinan anak.
Acara ini diikuti sekitar 295 peserta dari berbagai pemerintah daerah, organisasi remaja, anak, masyarakat, civitas akademika di Surabaya. Bukan hanya dari Surabaya, tapi tamu undangan dari luar Surabaya juga ada.
Dian Kartika Sekjen Koalisi Perempuan indonesia mengatakan bahwa kampanye ini berlangsung di lima provinsi seperti Jatim, Jabar, Jateng, Sulawesi Selatan, dan NTB. selain itu kampanye dan pencegahan perkawinan anak juga akan dilakukan di berbagai daerah.(ang/iss)