Mulai akhir April mendatang, ada setidaknya enam acara yang menjadi rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-724.
Surabaya Health Season (SHS) yang akan dibuka pada 30 April 2017 hingga 31 Mei 2017. Selanjutnya, Surabaya Shopping Festival (SSF) mulai 1 Mei hingga 30 Mei mendatang.
Menyusul acara lain, seperti peringatan tahun sebelumnya, ada Surabaya Fashion Parade, Pasar Malam Tjap Tunjungan, Parade Budaya dan Bunga, serta Festival Rujak Uleg.
Tapi ada yang berbeda pada perayaan HJKS kali ini. Puncak acara HJKS ini, yang biasanya semarak dengan pesta rakyat, kali ini ditiadakan.
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya menyatakan, peniadaan pesta rakyat ini karena agenda puncak HJKS pada 31 Mei 2017 bertepatan Bulan Ramadan, yang mana umat muslim berpuasa.
“Mepet banget sama bulan puasa. Jadi kemasannya agak berbeda. Tapi untuk agenda lain seperti biasa,” jelas wali kota kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (19/4/2017).
Tapi Wali Kota Surabaya ini menjanjikan, semarak peringatan HJKS tahun ini akan dilanjutkan pada bulan Agustus. Beberapa diantaranya, Surabaya Great Expo yang digelar Mei, khusus tahun ini digelar Agustus.
“Agustus nanti juga akan ada Surabaya International Maraton,” ujar wali kota perempuan pertama di Indonesia.
Penundaan puncak peringatan HJKS pada Agustus ini, kata Risma, bukan tanpa tujuan. Dia berharap, dengan adanya kegiatan di bulan Agustus, jumlah kunjungan wisatawan luar negeri tetap tinggi.
Ini berkaitan pengalaman tahun lalu. Pada Mei tahun lalu, rangkaian acara HJKS seperti SSF dan SHS maupun parade budaya dan bunga menyedot wisatawan luar negeri.
Tingkat kunjungan wisatawan itu begitu tinggi, lalu anjlok selepas Mei. “Makanya, kami buat agenda di bulan Agustus untuk menggenerik ekonomi masyarakat di Surabaya,” katanya.
Berbagai persiapan telah dilakukan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menyosialisasikan acara ini sedini mungkin.
Misalnya, Parade Budaya dan Bunga pada 7 Mei mendatang, start dari Tugu Pahlawan menuju Balai Kota, sudah disuarakan sejak Februari lalu.
“Even-even ini kami informasikan jauh-jauh hari supaya HJKS tahun ini lebih semarak. Hasilnya, Peserta Parade Budaya dan Bunga tahun ini, jumlahnya dua kali lipat dari tahun lalu,” ujarnya.
Dispbudpar juga melakukan sentuhan baru untuk Festival Rujak Uleg di sepanjang Jalan Kembang Jepun pada 14 Mei mendatang.
Festival Rujak Uleg kali ini akan tampil berbeda dengan beberapa improvisasi. Bila sebelumnya kostum peserta hanya sebagai bumbu acara, kali ini turut dinilai.
Disbudpar akan menyiapkan semacam catwalk agar peserta bisa memamerkan kostum masing-masing, dengan gaya masing-masing.
“Kostumnya juga diparadekan. Kami sudah mengundang tamu dari luar negeri. Nanti mereka juga akan mengenakan pakaian khas dari negaranya. Misalnya dari Jepang, pakai kimono,” katanya.(den/dwi/rst)