Rofin Aryunia Koordinator Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Surabaya mengatakan, masyarakat harus sadar untuk cek dan kroscek sebelum melakukan share informasi yang dia dapat dari grup media sosial.
Kesadaran ini harus dibiasakan, agar masyarakat memiliki kemampuan memprediksi dampak yang ditimbulkan jika berita hoax itu tersebar di masyarakat.
“Selama ini kami tidak ada alat ukur seperti apa, tapi paling tidak kami terus beri edukasi kepada masyarakat, bagaimana mencerna berita-berita hoax di sosmed,” ujarnya dalam perbincangan program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Rabu (15/3/2017).
Rofin mengatakan, dalam mengedukasi masyarakat pihaknya tidak langsung memberi tahu kalau berita tersebut hoax atau tidak. Tapi, pihaknya mengajak masyarakat memverivikasi berita atau informasi tersebut.
“Kami ajak masyarakat untuk bagaimana mencari verifikasi berita itu hoax atau bukan,” katanya.
Rofin mengatakan, Mafindo juga kerja sama dengan komunitas dan relawan lain untuk mengkaji berita hoax. Menurutnya yang paling sederhana untuk memerangi hoax adalah membiasakan mencari perbandingan berita untuk verifikasi.
“Yang paling gampang googling saja. Misalnya ada berita anak yang organ tubuhnya diambil, tinggal searching di google maka bisa terlacak berita tersebut darimana,” katanya.
Menurut Rofin, smartphone bisa jadi alat untuk mencerdaskan masyarakat bukan hanya untuk menyebar hoax. (bid/ipg)