Ius Pane, satu dari empat perampok sadis di Pulomas Utara, Jakarta Timur, 26 Desember 2016, awalnya tidak tahu kalau aksinya itu mengakibatkan 6 orang meninggal dunia.
Residivis bernama asli Ridwan Sitorus, baru mengetahui kabar ada korban jiwa dari berita di televisi, dua hari sesudah merampok.
Karena ketakutan, dia langsung kabur menumpang Bus Antar Lintas Sumatera (ALS) dari Bogor, menuju rumah orang tuanya di Medan, Sumatera Utara.
Tapi, sebelum sampai tujuan, dia dibekuk Tim buser gabungan Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Timur dan Polres Depok, minggu lalu, di pangkalan Bus ALS, Medan.
“Kami tidak ada niat menghabisi nyawa korban. Kami memang biasa menyekap di kamar, tapi baru kali ini sampai ada yang meninggal. Saya baru tahu kalau ada yang meninggal setelah dua hari lihat berita di TV,” ucap Ius Pane menjawab pertanyaan wartawan, di Mapolda Metro Jaya, Kamis (5/1/2017).
Sementara itu, Irjen Mochamad Iriawan Kapolda Metro Jaya menegaskan kalau otak perampokan di rumah Dodi Triono, adalah Ramlan Butar-Butar.
Setelah empat kali memantau target, Ramlan bersama tiga pelaku lain yaitu Erwin Situmorang, Alfin Sinaga dan Ridwan Sitorus, merencanakan aksinya di kawasan Bogor, Jawa Barat.
Seperti diketahui, Ramlan Butar-Butar tewas tertembak waktu mau ditangkap di daerah Bekasi, Jawa Barat, Rabu (28/12/2016).
Sedangkan Erwin dan Alfin yang juga kena tembak, menurut keterangan pihak Polda Metro Jaya, masih dirawat di Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur.
Ketiga pelaku yang masih hidup dijerat Pasal 365 KUHP, dengan ancaman maksimal hukuman mati, penjara seumur hidup, atau 20 tahun penjara. (rid/rst)