Pendidikan vokasi seperti sekolah menengah kejuruan maupun pendidikan tingkat diploma harus dapat menghasilkan lulusan yang bisa selaras dengan kebutuhan industri, menurut anggota DPR Sri Meliyana.
“Sekolah harus memikirkan dan membentuk program studi atau jurusan yang dibutuhkan oleh industri. Harus ada match (kecocokan) antara SMK dengan industri,” kata Sri Meliyana Anggota Komisi X DPR menyatakan dalam rilis yang diterima, Jumat (17/11/2017) seperti dilansir Antara.
Menurut dia, perlu adanya penjajakan akan kebutuhan industri oleh sekolah, yaitu dengan melakukan kerja sama dengan pihak industri sehingga lulusan pendidikan vokasi di berbagai daerah juga dapat terserap dengan maksimal.
Politisi Gerindra itu berpendapat, kesuksesan sebuah lembaga pendidikan vokasi adalah ketika mereka bisa menjawab kebutuhan dunia industri sehingga kerja sama juga patut diperkuat.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia membutuhkan sekolah vokasi seperti juga kebutuhan pembangunan infrastruktur, politeknik, dan pelatihan vokasi bila tidak ingin tertinggal dari negara lain.
“Berpuluh-puluh tahun di fakultas ekonomi hanya ada jurusan akuntansi, manajemen, ekonomi pembangunan. Padahal dunia sudah berubah,” kata Presiden saat pembukaan Kongres ke-XX Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (15/11/2017).
Presiden kemudian mempertanyakan kenapa tidak ada fakutas digital ekonomi padahal dunia saat ini sudah berubah.
Kementerian Perindustrian mendorong optimalisasi untuk pendidikan vokasi sehingga bisa mengurangi persoalan lulusan sekolah menengah kejuruan agar siap untuk bekerja.
“Pendidikan vokasi ini harapan ke depan. Ini jadi program unggulan Presiden dan akan transformasi pendidikan. Selama ini, pendidikan produktif sedikit dengan vokasi akan ada link and match (keterkaitan dan kesepadanan),” kata Airlangga Hartarto Menteri Perindustrian dalam acara Dialog Nasional Ke-5 Sukses Indonesiaku di Gedung Sasana Krida Surya Kencana (SKSK) PT Gudang Garam Tbk Kediri, Jawa Timur, Rabu (15/11/2017).
Menperin mengatakan, persoalan lulusan SMK ada persoalan, sehingga harus ada transformasi, yaitu adanya keterkaitan dan kesepadanan untuk memperbaiki struktur pendidikan, sehingga dengan lebih banyak kerja di industri. Untuk dapat memanfaatkan fasilitas di industri, murid SMK diberi kesempatan berlatih.
Pemerintah juga akan terus membantu lulusan sekolah vokasi agar siap bekerja setelah lulus untuk mengisi sejumlah lowongan di berbagai kementerian dan swasta.
“Pemerintah memberikan perhatian khusus untuk mengembangkan sekolah vokasi dan akan terus memperhatikan lulusannya,” kata Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan kepada pers di Kediri, Jawa Timur, Rabu (15/11/2017).
Menhub mengatakan sekolah vokasi dibutuhkan dalam upaya untuk menciptakan tenaga kerja terampil serta memiliki kemampuan sesuai dengan yang dibutuhkan pasar.
Kadin Indonesia tengah merumuskan sistem pendidikan vokasi yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia guna meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.
Rosan P. Roeslani Ketua Umum Kadin Indonesia mengatakan susunan pendidikan vokasi tersebut nantinya akan diajukan secara resmi ke pemerintah sehingga dapat mengurangi kesenjangan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri. (ant/dwi)