Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berencana menaikkan anggaran Program Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK), termasuk bedah rumah untuk keluarga miskin (gakin) pada 2017.
Pemkot melalui Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) dan Dinas Sosial, saat ini masih menyusun nominal peningkatan anggaran program RSDK di 2017. Sebelumnya, di tahun 2016, Pemkot Surabaya sudah menerapkan anggaran khusus bedah rumah mencapai Rp26 juta, untuk setiap rumah terpilih.
Wisnu Sakti Buana Wakil Wali Kota (Wawali) Surabaya mengatakan, skema anggaran itu nantinya akan terbagi menjadi dua kategori, pertama renovasi berat, kemudian renovasi ringan.
Hanya saja, Wawali menyayangkan, selama program bedah rumah RSDK 2016 berjalan. Partisipasi warga sekitar sangat kurang, harus ada persepsi warga yang diubah.
“Sebagian besar warga beranggapan, program bedah rumah RSDK ini seperti proyek Pemkot lainnya. Padahal program ini murni program sosial yang dibutuhkan warga,” ujarnya, Sabtu (6/1/2017).
Soal partisipasi warga yang minim ini, Wisnu meminta ada perubahan pelaksanaan program RSDK untuk tahun 2017. Selain itu, semua unsur masyarakat ikut berembug bersama Tim RSDK Dinsos, mulai dari RT, RW, LKMK, tokoh masyarakat, serta lurah.
“Supaya warga ikut mencari solusi bila ada rumah gakin yang sedang dibedah, tapi anggarannya tidak cukup. Solusinya bisa dengan gotong royong, sesuai kemampuan,” kata Wisnu.
Dia menjelaskan, dalam program RSDK nantinya warga bisa membantu, seperti menyumbangkan tenaga, material, dana, atau lainnya. Sehingga tidak ada rumah warga yang sedang proses renovasi program RSDK tidak tuntas.
“Lingkungan yang baik, itu salah satunya ditunjukkan dari partisipasi masyarakat,” ujarnya.
Perlu diketahui, program bedah rumah merupakan bagian dari program RSDK. Tidak hanya bedah rumah, RSDK memuat program sosial dan lingkungan untuk warga Surabaya.
“Istilahnya Tri Bina, yaitu Bina Sosial, Bina Ekonomi, dan Bina Lingkungan,” ujarnya.(den/ bry/ipg)