Jumat, 22 November 2024

Pemkot Surabaya Sidak Hewan Kurban Mengantisipasi Antraks

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Pemeriksaan sapi di salah satu lokasi penjualan sapi kurban di Pakal, Surabaya, Sabtu (26/8/2017) lalu oleh Tim Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Surabaya bersama beberapa dokter hewan muda. Foto: Sapto DKPP untuk suarasurabaya.net

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya telah menginspeksi beberapa sentra penjualan hewan kurban dalam rangka Hari Raya Idul Adha 1438 Hijriah.

Sapto, Petugas Paramedis Tim DKPP Surabaya mengatakan, sidak bersama beberapa dokter hewan muda di Surabaya ini sudah berlangsung sejak Sabtu (26/8/2017) lalu.

Sampai hari ini, Senin (28/8/2017), kata Sapto, sudah ada lima lokasi di kawasan Surabaya Barat yang telah dikunjungi oleh tim DKPP ini dan telah diperiksa.

“Ada empat lokasi di Babat Jerawat hari ini, semuanya menjual kambing. Lalu satu lokasi penjualan sapi di Pakal, kemarin Sabtu,” ujarnya dihubungi suarasurabaya.net.

Selama sidak ini, Sapto mengatakan belum menemukan tanda-tanda tertentu mengenai penyakit yang perlu mendapat perhatian. Hanya beberapa kambing di Babat Jerawat yang kurang sehat dan sudah diberi suntikan nutrisi.

Adapun sidak hewan kurban kali ini, DKPP masih fokus pada antisipasi hewan kurban yang rawan terjangkit antraks. Karena itu, pemeriksaan awal oleh Tim DKPP adalah mengetahui asal hewan kurban itu.

“Kami selalu menanyakan kepada penjual, dari mana asal hewan kurban ini. Hewan dari Jawa Tengah patut kami curigai antraks karena memang sampai saat ini tidak boleh masuk ke Jawa Timur,” ujarnya.

Selain dengan menanyakan asal hewan kurban kepada penjualnya, Tim DKPP juga bisa mengetahui asal hewan dari Surat Keterangan Kesehatan Hewan Kurban (SKKH).

Di lokasi penjualan sapi di Pakal, petugas DKPP menemukan masih ada penjual sapi yang belum melengkapi ternak kurban yang diperdagangkan dengan SKKH dari daerah asal hewan.

“Jadi kami menyarankan, untuk tahun depan mereka harus melengkapi SKKH dari daerah asal ternak. Kalau sekarang, paling tidak dua tiga hari ini sudah beres SKKH yang di Pakal,” kata Sapto.

Sapto menegaskan, dari lima lokasi yang telah diperiksa, belum ditemukan ada hewan ternak yang berasal dari Jawa Tengah. Sebagian besar hewan itu berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur. Seperti dari Balongpanggang, Gresik, Blitar, Lumajang, maupun dari Surabaya sendiri.

“Kawasan Pakal itu, sampai sekarang masih banyak peternak sapi. Memang jumlahnya tidak terlalu banyak, karena itu mereka juga mendatangkan hewan dari daerah lain, tapi sejauh ini baru dari Jawa Timur aja,” ujarnya.

Tidak hanya di Surabaya Barat, Tim DKPP Surabaya hari ini juga melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di sejumlah lapak di kawasan Jalan Ir Soekarno, MERR II C, Surabaya.

Perlu diketahui, Pemprov Jatim pada September 2016 lalu, menjelang Idul Adha, menemukan kasus sapi mati diduga terjangkit antraks di Pacitan. Setelah ditelusuri, sapi itu ternyata berasal dari Wonogiri, Jawa Tengah.

Soekarwo Gubernur Jawa Timur saat itu mengeluarkan pernyataan, untuk sementara waktu Jawa Timur tidak menerima sapi dari Jawa Tengah. Kasus dugaan antraks ini juga sudah dikoordinasikan oleh Gubernur kepada Pemprov Jawa Tengah.(den/ipg)

Bagikan
Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs