Pemkot Surabaya kembali memulangkan 81 orang Penyandang Masalah Kesejahteraan Surabaya (PMKS) ke daerah asalnya, Senin (9/10/2017).
Mereka yang dipulangkan terdiri dari 56 penderita Psikotik dan 25 Gelandangan Pengemis (Gepeng). Mereka diizinkan pulang setelah dinyatakan sembuh oleh tim dokter spesialis jiwa.
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya dalam sambutannya berpesan kepada penyandang PMKS, agar tidak kembali ke Surabaya. Dia mendoakan, agar setelah tiba di daerah asalnya mereka mendapat pekerjaan yang layak.
“Nanti kami akan mengontrol terus, jadi tolong jangan kembali jika tidak ada yang dikerjakan,” ujar Risma di halaman Taman Surya.
Para penyandang masalah kesejahteraan sosial itu dipulangkan ke berbagai daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Sulawesi, NTT (Flores Timur) dan Yogyakarta.
Selama perjalanan mereka akan didampingi seorang dokter, 7 anggota Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan dua orang perwakilan dari Dinsos.
Risma mengatakan telah berkoordinasi dengan Pemda setempat berkaitan dengan proses pemulangan PMKS itu. Terutama untuk memastikan Pemda mau menampung dan merawat PMKS saat tiba di daerah masing-masing.
“Saya sudah meminta bantuan sekaligus menjelaskan kepada kepala daerah dan gubernur setempat bahwa sudah bertahun-tahun warganya ditampung di Liponsos keputih Surabaya dan sudah dinyatakan sembuh oleh tim dokter,” kata Risma.
Selain itu, kata Risma, pemulangan PMKS ini dilakukan karena ruangan yang ada di liponsos keputih sudah tidak cukup. Sebab, menurutnya dalam sehari pasien PMKS selalu bertambah 1 sampai 3 orang.
“Kan lama-lama tidak cukup lagi ruangannya, kalaupun diperlebar gedungnya, TKSK juga sulit untuk merawat dan mengawasinya,” ujar Risma.
Risma mengaku, tidak sedikit daerah asal PMKS yang menyebut, Pemkot Surabaya tidak manusiawi dengan memulangkan mereka.
Padahal, Risma menegaskan, setiap hari Pemkot Surabaya telah memberi makan yang cukup kepada mereka, memberikan pakaian, memberikan obat, dan mendatangkan tim dokter secara rutin.
Ada pula alasan lain, kata Risma, bahwa Pemda setempat dan pihak keluarga tidak ingin menerima mereka kembali karena menganggap mereka sebagai beban.
“Mereka itu loh manusia, siapa yang mau jadi gila, bisa saja kami lempar keluar, tetapi kami tidak mau karena mereka juga sama seperti kita. Mereka bukan barang yang bisa dilempar-lempar begitu saja,” kata Risma.
Untuk pemulangan ini, Pemkot Surabaya menyediakan 11 mobil dengan rute jawa timur dan 2 bus rute Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sedangkan untuk ke luar jawa menggunakan moda transportasi kapal laut dan pesawat.(den/ipg)