Agus Iman Sonhaji, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya mengatakan, Credit Rating dari Bank Dunia sangat penting untuk kelanjutan proyek di Surabaya.
Misalnya, untuk melanjutkan pembiayaan proyek reaktivasi trem di Surabaya. Sebab, pembiayaan dari APBN, dengan skema Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) hanya sampai Jalan Tunjungan saja.
Agus mengatakan, ke depan memang ada rencana, Pemkot Surabaya membuka peluang investasi untuk kelanjutan proyek trem di Surabaya. Selain itu, juga untuk pembangunan Light Rail Transit (LRT) untuk angkutan massal Timur-Barat Surabaya.
“Credit Rating ini supaya nanti, investor dengan skema apapun tahu, oh ternyata Surabaya ini mampu kok membayar utang sekian. Sehingga mereka yakin untuk berinvestasi di semua proyek yang ada di Surabaya,” katanya di Balai Kota, Jumat (16/6/2017).
Kedatangan Bank Dunia ke Surabaya, hari ini, kata Agus, memang permintaan Pemkot Surabaya melalui Kementerian Keuangan.
Dengan adanya credit rating yang dikeluarkan Bank Dunia, Pemkot Surabaya akan lebih mudah melakukan pembiayaan proyek secara mandiri, melalui investasi pihak ketiga.
Tadi, Pemkot Surabaya juga kedatangan tamu dari Kementerian Perhubungan. Mereka membincangkan proyek trem fase pertama, yang sudah mulai berlangsung.
Prasetyo Buditjahjono, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub memastikan, fase pertama proyek reaktivasi trem di Surabaya dibiayai oleh Pemerintah Pusat.
Selanjutnya, kata Prasetyo, pembiayaan trem akan dipikirkan bersama-sama. Bisa melalui berbagai skema pembiayaan infrastruktur non APBN. (den/ipg)