Jumat, 22 November 2024

Pemkab Sidoarjo Perbanyak Pengolahan Sampah Terpadu untuk Kurangi Sampah ke TPA

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Suasana di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Banjar Bendo, Sidoarjo. Pekerja melakukan pemilahan sampah basah maupun kering dengan mesin pemilah sampah, Selasa (18/7/2017). Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Bahrul Amig, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLKH) Sidoarjo mengatakan, Pemkab Sidoarjo akan terus mengembangkan Tempat Pemilahan dan Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kawasan, yang dilengkapi alat pemilah sampah.

Setidaknya, saat ini ada dua lokasi yang menjadi pilot project, menyusul kemudian beberapa lokasi lain untuk memfasilitasi sampah dari semua daerah di Sidoarjo.

“Dua yang besar di Barat dan Timur Sidoarjo, di tengah kota yang kami jadikan pilot project. Yakni TPST Banjar Bendo dan Lingkar Timur, nanti akan menyusul yang lain,” katanya kepada suarasurabaya.net, Jumat (21/7/2017).

Selain dua lokasi itu, TPST Kawasan yang sudah berjalan namun belum dilengkapi mesin pemilah sampah, yakni di Kawasan Taman, Sedati, dan Waru.

“Nanti menyusul di kawasan Krian, Tulangan, dan Porong. Jadi itu yang kami persiapkan,” ujarnya.

Di satu TPST Kawasan, sampah yang masuk rata-rata 30 truk per hari. Sampah ini dipilah dan diolah, sampai tersisa 3 sampai 4 truk saja, yang dibawa ke TPA Jabon.

Keberadaan mesin pemilah sampah sangat menentukan. Selain mengurangi jumlah sampah ke TPA, mesin ini mampu mengurangi tenaga manusia dalam pemilahan sampah.

Dari sebelumnya membutuhkan 20 orang pemilah sampah, dengan adanya mesin itu, hanya dibutuhkan sembilan orang untuk memilah sampah di TPST Kawasan.

Di lokasi TPST Kawasan Banjar Bendo, Perumahan Puri Indah Sidoarjo, misalnya. Penanganan sampah semi otomatis ini cukup efektif.

Sekitar sembilan orang menghadapi mesin seperti treadmil (alat olahraga lari) mengalirkan sampah dari truk atau gerobak. Seiring sampah itu terus mengalir, para petugas ini memilah sampah plastik yang masih bisa didaur ulang.

Beberapa orang pekerja lainnya, mengumpulkan sampah seperti botol bekas, untuk dijual kembali ke pabrik pengolahan plastik. Sisanya, sampah itu akan diolah dengan mesin pengayak sampah, yang dioperasikan oleh satu orang.

Proses ini berlanjut hingga hanya tersisa sampah organik, yang pada hari itu juga diolah oleh beberapa petugas untuk dijadikan pupuk.

Keberadaan TPST Kawasan ini, kata Amig, diharapkan bisa mengurangi bahkan meniadakan sampah yang dikirim ke TPA.

Pengurangan sampah ke TPA Jabon sangat diperlukan, sebab DLKH Sidoarjo memperkirakan, satu-satunya TPA di Sidoarjo itu sudah tidak bisa lagi menampung sampah, sekitar empat bulan ke depan.(den/ipg)

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs