Pemanfaatan tenaga nuklir untuk berbagai bidang di Jawa Timur merupakan yang kedua terbanyak di Indonesia setelah Jawa Barat.
Jazi Eko Istiyanto Kepala Bapeten mengatakan, pemanfaatan tenaga nuklir di Jawa Timur tersebar di berbagai bidang, terutama di bidang industri, medis, dan pertanian.
“Medis ada 368 instansi, lalu ada 612 instansi untuk sumber radiasi pengion. Sedangkan untuk industri ada 135 instansi, dan 455 izin sumber radiasi pengion,” ujarnya di Hotel Bumi, Senin (27/11/2017).
Sebab itulah, kata Jazi, pada 2017 ini Bapeten menjadikan Provinsi Jatim sebagai pilot project untuk program keselamatan nuklir di Indonesia.
Soekarwo Gubernur Jatim membenarkan, jumlah industri di Jatim merupakan yang terbanyak di Indonesia setelah Jawa Barat.
“Industri kita (Jatim) sebanyak 21,08 persen. Jawa Barat itu 27 persen,” ujarnya. “Selama ini, pemanfaatannya memang di bidang kesehatan, pertanian dan industri.”
Pria yang biasa dipanggil Pakde Karwo ini mengatakan, selama ini Jatim sudah bekerja sama dengan Bapeten dalam hal pengawasan keselamatan pemanfaatan nuklir.
Namun, dia menilai kerja sama ini harus ditingkatkan. Terutama dalam hal kontrol barang seperti buah-buahan dan makanan impor.
“Kita kan punya dashboard barang impor. Kalau barang sudah masuk single window, selama ini tidak bisa kami kontrol. Padahal barang ini belum tentu bersih,” ujar Soekarwo.
Dalam hal pertanian, Jatim bersama Bapeten, kata Pakde Karwo, bekerja sama dama mengembangkan varietas baru yang umur panennya lebih pendek.
Mengenai pilot project keselamatan nuklir, Kepala Bapeten mengatakan hal ini terutama akan dilakukan dalam hal perizinan industri dan kepemilikan peralatan.
Misalnya, di sebuah rumah sakit, Bapeten akan melakukan verifikasi keselamatan peralatan medis dan yang berkaitan dengan pelayanan terhadap pasien, bebas dari radiasi nuklir.
Terutama dalam hal penggunaan dan perawatan peralatan itu. Baik di lingkungan rumah sakit maupun di lingkungan industri yang berkaitan dengan keselamatan para pekerja.
“Misalnya RS dr Soetomo. Kami sudah kasih stiker hijau, artinya perizinannya (peralatan) sangat baik. Pasien yang datang ke sana InsyaAllah aman. Ada juga stiker warna kuning, itu izinnya baik. Kalau warna merah, mending jangan datang ke sana,” ujarnya.
Melalui kerja sama dengan Bapeten ini, Pemprov Jatim akan mendorong agar semua instansi yang berkaitan dengan pemanfaatan nuklir memanfaatkan jasa pengawasan dari Bapeten.
Senin pagi di Hotel Bumi, penandatanganan kerja sama ini dilakukan dengan mengundang berbagai instansi yang ada di kabupaten/kota di Jatim.
“Jadi, kita undang semua hari ini, supaya tahu, ada program seperti ini. Ya saya berharap, semua instansi di kabupaten/kota memanfaatkan ini untuk menjamin keselamatan warganya dari nuklir,” ujar Pakde Karwo.(den/rst/ipg)