Sebagaimana situasi Pasar Tiban yang ada di kampung-kampung di Indonesia, Pasar Tiban Anne Avantie di Ciputra World Surabaya (CWS) juga demikian. Pameran itu juga dipadati calon pembeli yang berburu belanjaan.
Tapi di Pasar Tiban Anne Avantie yang dibuka sejak Rabu (11/1/2017) hingga Minggu (15/1/2017) di Linear Atrium Ground Floor Ciputra World Surabaya, barang yang dijual adalah puluhan ribu karya-karya perajin batik.
Dari batik tulis, batik cap, maupun batik printing. Dari celana pendek, celana panjang, celana panggung, gaun hingga cardigan, semuanya digelar di Pasar Tiban 3 Karya Anak Negeri Anne Avantie.
Tidak hanya karya Anne Avantie, desainer yang identik dengan kebaya dan batik, banyak karya UKM binaan Anne Avantie di bawah payung anneavantiemall.com yang juga ditampilkan dalam Pasar Tiban 3 Karya Anak Negeri ini.
“Kita sekarang bicara tentang batik, bukan kebaya. Apa yang saya lakukan di pasar tiban ini, bahwa batik yang dijual biasa-biasa saja di pasaran, bila diolah dengan kreatifitas, bisa menghasilkan karya yang bagus,” kata Anne Avantie.
Batik yang ditampilkan di pasar tiban, kata dia, adalah pakaian yang telah mengikuti tren kekinian. Yakni mempadukan beberapa bahan (kain), termasuk batik, dalam sebuah pakaian atau yang Anne sebut karya mix.
Anne mengatakan, batik tak pernah lepas dari motif bunga. Karya yang dipamerkan di Pasar Tiban Anne Avantie sebagian besar identik dengan bunga. Karena itu, tema Pasar Tiban ketiga ini adalah Kembang Setaman.
“Kenapa Bunga (kembang,red) Setaman? Karena di sebuah taman, bunganya itu buanyak sekali. Tren sekarang, berbagai warna dan bahan itu kalau ditampilkan dengan penuh harmoni, orang dulu bilang kampungan, sekarang justru jadi energi baru,” ujarnya.
Batik di Pasar Tiban Anne Avantie dia sebut memiliki desain dengan potongan-potongan yang “tidak lazim.” Misalnya, kalau orang dulu menganggap sebuah baju harus memiliki lengan, karya-karya yang tampil di pasar tiban tidak demikian.
“Saya bikin batik dengan lubang di sini (pangkal lengan). Juga cardigan dengan lubang besar, supaya tidak ada lagi kesan desainer tidak sayang orang berbadan gemuk. Semua baju yang ada di sini bisa digunakan siapa saja, karena didesain dengan cutting bebas,” ujarnya.
Saat ini, kata Anne, model batik dibikin apapun sah-sah saja. Anne bercerita, bagaimana dia sering dibilang merusak pakem batik, tapi pada kenyatannya, karyanya telah banyak ditiru oleh desainer di seantero negeri ini dan telah menjadi trendsetter.
“Kreatifitas harus seperti itu. Akarnya, yang mengawali tren, harus terus berlari meski karyanya banyak ditiru. Booming di sini, lari ke sana. Kreatifitas harus seperti itu. Kalau belum menjadi trendsetter, karya sebagus apapun dianggap tidak berhasil,” katanya.
Empat Merek Batik Anne Avantie di Pasar Tiban 3
Ada empat merek batik yang ditampilkan di Pasar Tiban Karya Anak Negeri Anne Avantie. Pertama, Anne Avantie Atelier, yakni merek yang dikerjakan oleh Anne Avantie, didesain oleh Anne Avantie, dan dibuat di showroom Anne Avantie.
“Ya, atelier ini memang lebih eksklusif dengan harga yang juga eksklusif,” ujar Anne Avantie.
Merek selanjutnya, Anne Avantie Indonesia. Busana batik ini didesain oleh Anne Avantie, dikerjakan oleh UKM binaan yang sebagian besar berada di Jawa Tengah.
“Sebagian juga dikerjakan di LP (Lembaga Pemasyarakatan) Wanita di Semarang. Jadi, selama delapan tahun, pekerjaan tangan kami dikerjakan oleh Napi wanita yang ada di Semarang,” katanya.
Brand (merek) Anne Avantie selanjutnya adalah Anne Avantie Heritage yang merupakan produk yang telah lulus sensor dan dijual di Pasar Tiban tanpa nego.
“Terakhir adalah produk Anne Avantie Mall, produk UKM yang dititipkan kepada Anne Avantie dengan sistem tertentu. Kalau disuruh nyebutkan berapa jumlahnya (UKM), saya tidak bisa menyebutkan,” ujarnya.
Para pelaku UKM itu, sengaja tidak dia hadirkan di Pasar Tiban satu per satu, dengan alasan agar mereka memiliki kesempatan yang sama berkembang di bawah naungan merk Anne Avantie.
“Kalau dibandingkan, produk Anne Avantie dengan produk UKM ini, tidak ada apa-apanya. Tapi kebahagiaan itu tidak bisa dibeli. Saya sangat mencintai produk-produk UKM ini,” ujarnya.
Anne mengatakan, anneavantiemall.com adalah wujud baktinya setelah 27 tahun karirnya di dunia fashion. Kini e-commerce itu, telah menaungi banyak UKM yang kesulitan dan terkendala memasarkan produknya.
Konsep Parade yang Berbeda
Dalam rangkaian Pasar Tiban 3 Karya Anak Negeri Anne Avantie, desainer kebaya itu akan mempresentasikan karyanya dalam sebuah Parade Show “Kembang Setaman,” dengan konsep yang tidak biasa.
Terutama dalam hal tata panggung yang berbentuk seperti tapal kuda di Oval Atrium Ciputra World Surabaya, Jumat (13/1/2017). Alasan pengusungan panggung itu, kata Anne, karena alasan sederhana.
“Publik di Surabaya itu berbeda banget. Model itu dipegangi lho kalau jalan, disuruh berhenti dulu buat difoto. Sebenarnya konsep panggung tapal kuda ini untuk memecah konsentrasi,” ujarnya.
Anne mengatakan, dia ingin para fans di Surabaya, yang merupakan fans kedua terbesar setelah Jakarta, punya kesempatan yang sama.
Parade show ini akan dimeriahkan lebih dari 61 model, baik model ibukota, Jakarta, lokal Surabaya, juga model Senior Surabaya. Parade itu akan dipandu oleh Indra Bekti presenter nasional.
Selain berbagi inspirasi, Anne Avantie ingin lebih dekat dengan pelaku kreatif di Kota Surabaya. Menurutnya, Surabaya mempunyai kesan yang mendalam baginya.
“Kami Oma Amie (ibu Anne), Anne Avantie, dan Mimi Intan (Intan Avantie, putrinya), akan mengadakan sesi belajar berkreasi bersama fans d Surabaya. Kita akan mendesain baju untuk boneka Barbie jawa,” ujarnya.
Sesi yang bertajuk Kreativitas Karya Anak Negeri itu akan terselenggara pada Minggu (15/1/2017).(den/edy)
Teks Foto:
– Koleksi di Pasar Tiban 3 Karya Anak Negeri Anne Avantie di CWS.
– Anne Avantie saat menggelar bincang dengan wartawan di Ciputra World Surabaya, Rabu (11/1/2017).
(Foto: Denza suarasurabaya.net)