Sabtu, 23 November 2024

Pasar Antik Jalan Bodri Surabaya Segera Direlokasi

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Refi salah satu pedagang barang antik di Pasar Antik Jalan Bodri yang sedang memperbaiki barang dagangannya, Senin (23/1/2017). Pasar antik ini rencananya akan segera direlokasi. Foto: Denza Perdana suarasurabaya.net

Para pedagang barang antik di Pasar Antik Jalan Bodri, belakang dinding Gelora Pancasila, akan segera direlokasi oleh Pemkot Surabaya.

Relokasi juga akan berlaku untuk kios-kios di belakang tembok Lapangan Thor, yang masih satu kompleks dengan Gelora Pancasila.

Tomy Ardiyanto Camat Wonokromo mengatakan, relokasi pasar ini berkaitan permintaan Dinas PU Bina Marga Kota Surabaya.

“Di bawah kios itu kan ada saluran air. Rencananya mau diaktifkan kembali. Karena sering muncul genangan saat hujan di sekitar situ,” katanya, Senin (23/1/2017).

Kecamatan Wonokromo telah berkomunikasi dengan para pedagang, termasuk pedagang barang antik di Pasar Bodri.

Rencananya, para pedagang di Pasar Antik itu akan direlokasi ke Pasar Bratang. Namun, para pedagang yang sudah puluhan tahun berjualan di sana merasa keberatan.

Ade Ketua Kelompok Pedagang Barang Antik di Jalan Bodri mengakui, mereka sebenarnya merasa keberatan dengan lokasi baru yang dipilihkan oleh Pemkot Surabaya.

“Sebenarnya kalau rencana dari kecamatan sudah pasti di sana. Tapi di sana itu kami merasa kurang pas. Lokasinya kurang cocok,” ujar Ade.

Menurutnya, barang antik tidak bisa disamakan dengan barang lainnya. Apalagi, sudah banyak pelanggan baik dari dalam kota maupun luar kota yang sudah familiar dengan lokasi di Jalan Bodri.

“Kami sebenarnya meminta, kalau bisa lokasinya tetap di sana (Jalan Bodri), atau di lokasi lain yang berada di pinggir jalan,” ujarnya.

Sesuai yang ditentukan oleh Pemkot Surabaya, para pedagang barang antik ini akan ditempatkan di lantai dua Pasar Bratang yang kini identik dengan pasar batu akik.

Ade mengaku keberatan, tapi tidak mempunyai gambaran lokasi mana yang pas dengan kondisi pedagang barang antik di Jalan Bodri.

“Kalau kemarin katanya pak RW, di Surabaya ini sudah tidak ada lahan lagi. Tapi kami berharap dicarikan lagi lah, yang sesuai, karena barang antik ini sudah menjadi bagian dari wisata,” katanya.

Sekadar diketahui, di Pasar Antik itu setidaknya ada 12 pedagang yang sudah hampir 20 tahun berjualan di sana. Rata-rata, para pedagang ini memang berasal dari Jawa Barat.

Kegiatan mereka, selain menjual barang antik, juga menerima barang bekas antik untuk kemudian diperbaiki kembali.

Refi salah satu pedagang di lokasi itu mengatakan, pelanggan mereka juga datang dari luar kota. Lokasi di Jalan Bodri, menurutnya strategis karena dilalui pengendara yang turun dari tol.

Pada 2012 hingga 2014 lalu, omzet penjualan mereka meningkat karena banyaknya pesanan barang antik dari luar negeri.

“Dulu setiap dua bulan sekali ada pesanan dari Singapura, sekali kirim satu kontaner. Sekarang sepi, ya enggak tahu juga apa sebabnya,” ujarnya.

Pengusaha restoran maupun hotel di Surabaya, seringkali juga berbelanja perabot antik di Pasar Antik Jalan Bodri untuk melengkapi ornamen di tempat usaha mereka.

Sejarahnya, para pedagang barang antik di Jalan Bodri ini tadinya tersebar di beberapa lokasi di Surabaya. Seperti Ade yang pernah berjualan di Stren Kali Panjang Jiwo yang terkena gusur.

Para pedagang barang antik juga banyak berjualan di Jalan Urip Sumoharjo. Hingga akhirnya mereka berkumpul, mencari lokasi dan akhirnya berjualan bersama di Jalan Bodri.(den/ipg)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs