Tunas Hijau Indonesia menggelar pemilihan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2017 di Graha Sawunggaling Pemerintah Kota Surabaya, Minggu (13/7/2017).
Lebih dari 100 peserta dari berbagai Sekolah Dasar di Kota Surabaya ditantang untuk berinovasi, mencari solusi dalam permasalahan lingkungan hidup di sekitarnya.
Dari 7 proses tahapan seleksi, terpilih 18 finalis pangeran dan 22 finalis putri dari 16 Sekolah Dasar di Kota Surabaya.
Dalam sambutannya Ikhsan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengimbau agar guru, kepala sekolah dan siswa memiliki komitmen bersama dalam menjalankan program lingkungan.
“Teman-temannya diajak agar bisa jadi pangeran putri lingkungan yah, projek lingkungannya terus dijalankan agar sekolahnya bersih, bebas sampah dan hemat energi,” katanya.
Mohamad Zamroni, Presiden Tunas Hijau Indonesia berharap, melalui pemilihan Pangeran Putri Lingkungan Hidup ini, setiap keluarga peduli terhadap lingkungan. Juga melakukan aksi nyata, membuat proyek lingkungan, yang bisa diterapkan di lingkungan sekitar.
Salah satu proyek lingkungan yang di lakukan oleh Alfisa Salsa, siswa kelas 5, SDN Ujung 9 Surabaya ini adalah adopsi kampung untuk menanam daun Afrika. Salsa mengajak warga komplek perumahan Hang Tuah bersama-sama menanam jenis tanaman obat Afrika yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti jantung, kanker, paru-paru dan diabetes.
Dalam proyeknya, Salsa sudah membagikan batang daun Afrika ke-4 kampung di komplek Hang Tuah, agar bisa dikembangbiakkan.
“Cara mengolahnya cukup mudah, daun direbus sampai air berubah warna jadi kuning, dibiarkan sampai hangat kemudian diminum,” kata Salsa.
Nantinya dari 40 finalis peserta pangeran putri lingkungan hidup akan dipilih 5 pasang juara, yang nantinya akan menjadi duta lingkungan hidup. Mereka bertugas mengajak masyarakat peduli lingkungan hidup dengan aksi nyata. Mereka juga akan megikuti program lingkungan hidup nasional dan internasional.(yud/iss/rst)