Tim peneliti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengirim sampel materi vulkanis yang keluar dari Gunung Agung di Karangasem pada Senin (27/11/2017) ke Laboratorium Vulkanologi Yogyakarta.
“Kami sudah mengirim sejumlah sampel, di antaranya lahar hujan dan abu dan banyak lainnya, yang ada di sejumlah tempat di Karangasem, untuk mengetahui kandungan apa saja yang ada di dalamnya,” kata I Gede Suantika Kepala Bidang Mitigasi PVMBG di Pos Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Selasa (28/11/2017) seperti dilansir Antara.
Ia menjelaskan PVMBG mengirim sejumlah sampel ke Yogyakarta karena di Bali belum ada sarana dan prasarana laboratorium untuk memeriksa senyawa yang terkandung dalam materi vulkanis itu.
“Kami telah mengambil sampel sebanyak-banyaknya yang ada di sejumlah titik desa terkena dampak erupsi Gunung Agung,” ujar Suantika.
Secara umum, ia menjelaskan, material vulkanis yang dikeluarkan gunung berapi mengandung silikat dengan tingkat keasaman yang berbeda-beda, kalau, kandungan silikatnya sangat asam, maka diprediksi letusannya akan sangat keras.
“Kalau kandungannya basa, kemungkinan kekuatan letusannya sangat kecil. Untuk itu, laporan hasil sampel yang ditemukan seperti lahar hujan di Sungai Yeh Sah akan terus diamati,” ujarnya.
Ia menjelaskan pula bahwa sebaran abu vulkanis Gunung Agung saat ini mengarah ke barat daya dan barat, sudah mencapai kaki Pulau Bali hingga Laut Selatan.
Suantika belum bisa memastikan apakah abu vulkanis ini sudah mengarah ke Pulau Jawa. “Namun untuk kondisi sebaran abu ke arah Lombok saat ini sudah tidak ada lagi,” katanya. (ant/dwi/rst)