Meski Modal Minim, ITS Tak Pernah Absen di Kompetisi Inovasi Mahasiswa Dunia

Joni Hermana Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengatakan, meski dengan modal nekad mahasiswanya tidak akan patah semangat mengikuti kompetisi inovasi di level internasional.

Menurut Joni, setiap tahun ITS memang menganggarkan untuk persiapan kompetisi inovasi, hanya saja tidak mencukupi sehingga mereka para mahasiswa harus mencari uang tambahan untuk modal merakit dan berangkat mengikuti kompetisi.

“Setiap tahun anak-anak memerlukan dana Rp200 juta itu untuk merakit mobilnya. Untuk berangkatnya harus mikir lagi,” kata Joni, Minggu (12/3/2017).

Joni berharap setelah ITS menjadi PTN BH, akan membuat incubator inovasi dan mudah-mudahan bisa didukung oleh perusahan untuk memasarkan inovasi hasil karya anak negeri ini.

“Kami selalu support, tapi kalau semua dibiayai dari ITS tentu gak bisa. Bantuan dari Kemenristek Dikti melalui APBN selama ini hanya men-support sepertiganya saja. Kami usahakan terus mereka bisa berangkat dan bersaing dengan negara lain,” katanya.

Sekadar diketahui, Minggu siang mahasiswa ITS telah meluncurkan mobil Sapu Angin XI Evo 1 yang siap berkompetisi dalam Shell Eco Marathon Asia di Singapura pada 16 Maret nanti.

Rektor ITS berharap tim Sapu Angin bisa mempertahankan juara 7 kali berturut di tingkat Asia Pasifik dan bisa mengikuti kompetisi tingkat Dunia. Semua ini untuk mengobati insiden terbakarnya sapu angin XI dalam kompetisi tingkat dunia di London.

Joni mengatakan, tahun ini yang mengikuti lomba diantaranya Tim Mobil Sapu Angin di Singapura, Tim Student Formula di Jepang, Tim kapal Jalapatih di Monako, Tim Solar Boat di Virginia, Tim Robot Ichiro di Jepang dan Paduan Suara di Inggris.

“Berbagai macam cara ITS dan mahasiswanya menggalang dana untuk membiayai inovasi yang bisa mengharumkan nama Indonesia di kancah inovasi dunia,” katanya. (bid/iss)