Kebhinekaan serta keberagaman bangsa Indonesia sangat luar biasa, dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Demi persatuan dan kesatuan, menjaga dan merawat kebhinekaan serta keberagaman itu adalah tugas setiap elemen bangsa. Ada keinginan bersama menjaga keberagaman itu.
“Kebhinekaan itu memang akan terus berkembang dan tumbuh. Biarkanlah itu tumbuh seiring dengan perkembangan dunia. Keberagaman dan kebhinekaan itu yang penting harus dijaga, dan yang menjaga adalah kita semua. Itu justru yang penting, keinginan bersama untuk menjaga kebhinekaan,” tegas KH Masdar Farid Masud pengurus besar Nahdlatul Ulama.
Lalu Masdar mengingatkan bahwa dengan latar belakang masyarakat yang berbeda-beda mulai dari suku, ras, agama, maka kesadaran untuk membangun serta menjaga kebhinekaan tersebut dibutuhkan keinginan bersama.
“Pemuka agama juga perlu memiliki kesadaran tentang menjaga kebersamaan serta memelihara kebhinekaan itu. Dan momen sumpah pemuda itu bisa menjadi landasan menjaga kebhinekaan dan kebersamaan tersebut,” tambah Masdar.
Sementara itu disampaikan Mgr. Ignatius Soeharyo Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yang juga Uskup Agung Jakarta, bahwa tantangan bagi negeri ini kedepan semakin berat, dan dibutuhkan kebersamaan.
“Kebersamaan untuk menjaga kebhinekaan dan keberagaman yang luar biasa ini, memang tugas kita semua. Tantangan terbesar, bukan hanya intoleransi, agama atau SARA. Semoga tantangan ini justru kesempatan mempererat kebersamaan didalam kehidupan berbangsa ini,” terang Mgr. I. Soeharyo.
Bertempat di auditorium kampus Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Kamis (26/10/2017) digelar seminar kebangsaan menyambut Sumpah Pemuda, mengundang nara sumber Mgr. Ignatius Soeharyo (Konferensi Waligereja Indonesia), KH. Masdar Farid Masud (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), Pdt. Albertus Pati (Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia), dihadiri masyarakat umum dan mahasiswa.(tok/rst)