
Bahasa Jepang menjadi satu di antara lima bahasa yang sudah diakui PBB dan bisa digunakan secara internasional. Selain Bahasa Jepang, empat bahasa lain yakni Bahasa Prancis, Inggris, Cina dan Arab.
Penerimaan Bahasa Jepang oleh PBB ini memotivasi Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya untuk mengelar lomba penulisan huruf kanji. Pesertanya, mulai dari SMA sederajat hingga mahasiswa, serta beberapa lembaga kursus bahasa Jepang di Jawa Timur.
Perlombaan ini dalam bentuk seperti cerdas cermat. Para peserta diharuskan menjawab soal dan menuliskannya dengan bahasa Kanji, tidak melebih waktu yang sudah ditentukan juri. Di perlombaan ini, para juri ini didatangkan langsung dari Jepang.
Yoshikaru Kato, Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya menjelaskan, lomba Kanji Cup yang dia selenggarakan ini untuk meningkatkan motivasi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia. Sebab, selama ini, banyak pelajar beranggapan bahwa menulis dengan huruf kanji merupakan ilmu yang sulit dipelajari.
Ternyata animo peserta, diluar perkiraannya, sangat banyak. “Semangat para pelajar ini sangat bagus, dan cara nulisnya banyak yang sesuai apa yang ditanyakan oleh dewan juri. Lomba ini tahunan, setiap tahun pesertanya terus bertambah,” kata Yoshikaru Kato, Minggu (5/3/2017).
Mengenai tingkat kesulitan penulisan dan membaca huruf Kanji, Yoshikaru Kato mengakui, dirinya juga tidak mengerti apa yang membuat penulisan dengan huruf kanji itu sulit.
Sebab dia mengakui, meski sebagai orang Jepang, dirinya juga tidak begitu menguasi penulisan huruf kanji yang benar dan baik.
“Saya sendiri orang Jepang, tapi susah juga cara menulisnya untuk menggabungkan antara huruf yang satu dengan huruf lainnya,” ujar dia.
Sementara Bayu Anugerah Adipratama mahasiswa Universitas Negeri Surabaya, yang saat itu bergandengan dengan Suntara Dwi Sunarya, peserta lomba kanji cup mengaku, ketertarikan lomba kanji cup adalah untuk mencari pengalaman. Dia menyadari, menulis huruf kanji harus benar-benar teliti.
“Dalam penulisan kanji itu harus dipahami kosa kata dan artinya. Kita harus teliti dalam coretan. Karena kanji itu mengajarkan selalu teratur dalam coretan-coretan,” kata Bayu Anugerah Adipratama.
Kesulitannya, kata Bayu, adalah saat menghafalkan hurufnya. Jumlahnya begitu banyak. Selain itu ada kendala lain. Bayu mengatakan, cara baca huruf Kanji sangat berbeda waktu disampaikan. “Cara bacanya berbeda, misalnya sho, tadi dibaca ba,” ujar dia.
Adapun para peserta lomba penulisan huruf kanji yang diselenggarakan di Gedung Graha Widya Universitas 17 Agustus 1945 itu antara lain mahasiswa dari Unair, Unesa, Unitomo, Untag, Brawijaya Malang, Unipdu, Unnes Semarang, Undip, Udayana Bali, Unpad Bandung serta beberapa universitas negeri yang ada di Jakarta. (bry/den)