Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan mengajak masyarakat ikut mengampanyekan gemar makan ikan. Dari segi kesehatan, ikan dapat memacu pertumbuhan tubuh dan merangsang kecerdasan otak.
Ikan tidak menimbulkan efek samping seperti kolestrol, darah tinggi atau asam urat. Berbeda dengan daging. Dari segi ekonomi, ikan harganya relatif lebih murah dari harga daging kambing maupun sapi.
Menurut Susi, ikan di lautan Indonesia, melimpah. Tidak perlu impor. Kekayaan laut ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh rakyat Indonesia supaya tidak dicuri negara lain.
Menteri Perikanan sekarang juga mulai melirik pondok pesantren untuk diajak membudidayakan ikan. Ini penting karena santri di Ponpes masih dalam masa pertumbuhan dengan usia rata-rata di bawah 17 tahun. Sehingga perlu asupan ikan lebih banyak.
“Kalau Ponpes itu bisa budidaya ikan sendiri, kan lebih baik. KKP akan bantu benihnya,” kata Susi, di kantornya, Senin (21/8/2017).
Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang, Jawa Timur, menjadi proyek percontohan budidaya ikan di pondok pesantren.
KKP selain membantu benih juga mengirim petugas penyuluhan sebagai pendamping para santri Ponpes Tebu Ireng dalam budidaya ikan. Program KKP ini dikembangkan ke Ponpes lain yang berminat.
Nila F Moeloek, Menteri Kesehatan, menyampaikan, kandungan protein ikan, sangat dibutuhkan pada masa pertbuhan anak. Karena itu setiap hari Jumat di halaman Kantor Kemenkes Jalan Rasuna Said Kuingan Jakarta ada bazar ikan dan sayur sayuran segar dengan harga murah.(jos/iss/ipg)