Khofifah Indar Parawansa Menteri Sosial mengunjungi keluarga almarhum Shodiqun (39), pendamping sekaligus koordinator kecamatan (Korcam) Program Keluarga Harapan (PKH) yang gugur saat bertugas di Desa Duri Kulon, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Sabtu (30/12/2017) malam.
Dalam rilis yang diterima suarasurabaya.net, Mensos tiba di kediaman almarhum sekitar pukul 19.30 WIB. Kehadirannya langsung disambut isak tangis istri almarhum dan keluarganya serta rekan-rekan Shodiqun sesama pendamping PKH.
Khofifah terlihat sangat terpukul, terlebih setelah melihat ketiga putera dan putri almarhum yang masih anak-anak.
“Mudah-mudahan anak-anaknya diberi Allah SWT kemudahan dalam mencari ilmu yang setinggi-tingginya. Dijadikan anak yang saleh-salihah, manfaat berkah,” kata Khofifah.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos juga berpesan kepada pendamping PKH lainnya agar tetap menjaga kekompakan dan meneladani Sodiqun yang terbukti memiliki integritas serta totalitas dalam bertugas.
“Semoga keteladanan Pak Shodiqun menjadi spirit bagi kita semua, karena ini tugas (menjadi pendamping PKH) sangat mulia,” katanya.
“Dalam catatan terakhir di laptop dan tasnya ternyata hati almarhum ada di PKH. Keikhlasnnya untuk memberikan sapaan program ini menjadi satu hal yang harus kita hargai semuanya. Insyaallah menjadi catatan amal saleh beliau.”
Khofifah menambahkan, pendamping PKH merupakan frontliner, titik terdepan dari pengentaskan kemiskinan. Maka pada 19 Desember lalu, Kemensos memberikan penghargaan bagi mareka yang lebih dulu dipanggil dalam melaksanakan tugas.
“Mudah-mudahan mereka semua dipanggil Allah Swt dalam keadaan khusnul khotimah,” ucapnya.
Sebelum pamit, Khofifah memberikan santunan yang disebutnya sebagai ucapan duka cita. Perempuan yang juga Ketum PP Muslimat itu juga menggendong anak bungsu Shodiqun untuk memberi sentuhan kasih sayang dan penguat semangat.
Sekadar diketahui, Shodiqun meninggal dunia akibat tersambar petir dalam perjalanan usai mengurus ATM para KPM (Keluarga Penerima Manfaat) peserta PKH, Kamis, 21 Desember lalu. Hal itu terlihat dari tas yang ditemukan di samping almarhum berisi laptop dan berkas-berkas PKH.
Hadi Purwanto, salah seorang teman Shodiqun yang juga pendamping PKH menuturkan, almarhum adalah pribadi yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Selalu bersemangat dan tak pernah mengeluh.
“Kami bersama teman-teman sesama pendamping PKH merasa sangat kehilangan atas kepergian beliau. Kami hampir tidak percaya Pak Shodiqun meninggal. Beliau orang baik dan rajin dalam bertugas,” kata Dwi Hari Korkab PKH Kabupaten Lamongan.
Sementara Suwasih, istri Shodiqun menambahkan kalau almarhum adalah ayah yang penyabar, tidak pernah marah kepada anak-anaknya. “Atas nama keluarga almarhum, kami mohon maaf bila suami saya punya kesalahan, serta mohon doanya,” katanya. (bid)